spot_img

Korut Berulah Lagi

TIDAK diketahui apa motivasi Korea Utara menyiapkan lagi peluncuran rudal atau satelit pasca pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korut Ki Jong Un di Hanoi, 27 Feb. lalu.

Jika niatnya sembunyi-sembunyi untuk melakukan ujicoba peluncuran rudal atau bom nuklir agar tidak terdeteksi AS dan konco-konconya, mustahil dilakukan, karena hal itu mudah dilacak.

Berbagai cara bisa dilakukan AS atau Korsel untuk melacak kegiatan tersebut, misalnya mungkin saja dari laporan mata-mata yang sudah “ditanam” di wilayah Korut, juga dari foto-foto citra satelit, pesawat pengintai AS atau juga dari alat pendeteksi ledakan yang mungkin dimiliki Korsel maupun di Jepang.

Mungkin alasannya cuma untuk “ngledek” AS dan Korsel atau kesal karena AS tidak bersedia melunakkan sanksi ekonomi yang dikenakan pada Korut yang sangat memberatkan perekonomiannya.

KTT Hanoi antara Trump dan Kim akhir Februari lalu yang merupakan pertemuan kedua antara kedua negara yang saling beseteru sejak Perang Korea (1950 – 1953) setelah pertemuan sebelumnya di Singapura, Juni 2018.

Sebenarnya pertemuan Hanoi diagendakan untuk membuahkan hasil yang bermanfaat, tidak saja bagi AS Korsel dan Korut, tetapi juga membawa perdamaian di Semenanjung Korea dan kawasan ini.

Dengan menghentikan seluruh program nuklirnya, terbuka peluang bagi Korut untuk menjalin kerjasama ekonomi dengan negara-negara sekitarnya, sehingga pada gilirannya akan melepas belenggu rakyatnya dari kemiskinan.

Dugaan terkait persiapan peluncuran roket Korut disiarkan oleh Radio Publik Nasional AS (NPR) (8/3) berdasarkan foto-foto bersumber dari DigitalGlobe tentang aktivitas di salah satu situs nuklir Sanumdong, Korut.

Aktivitas di Situs Lain
Dari citra satelit, NPR memperoleh gambaran kegiatan sejumlah truk, kendaraan rel (rail car) dan derek di sekitar situs nuklir Sanumdong pada 22 Februari lalu.

Berdasarkan hasil citra satelit terbaru yang diambil Jumat lalu, aktivitas di situs tersebut sudah dihentikan dan derek (yang biasanya digunakan untuk memindahkan roket ke landasan luncur-red) sudah dilepas.

Namun menurut peneliti di Institut Studi Internasional Middlebury, Menterey, AS, Jeffrey Lewis, jika dilihat secara utuh (Foto-foto pada 22 Feb. dan 8 Maret) dari citra satelit itu dapat diketahui aktivitas yang dilakukan Korut menyiapkan peluncuran roket.

Laporan lain yakni situs web khusus 38 North dan Pusat Studi Strategis Internasional juga menyebutkan, berdasarkan citra satelit, Korut diduga tengah melakukan persiapan peluncuran roket di Stasiun Peluncuran Satelit di Cholsan, utara Pyongyang 6 Maret lalu.

Trump sendiri mengaku kecewa jika Korut ternyata masih melanjutkan uji nuklir, namun ia tetap percaya pada hubungan baiknya dengan Kim walau pertemuan sebelumnya di Hanoi gagal mencapai kesepakatan.

Sebaliknya, surat kabar pemerintah Korut Rodong Sinmun, baru Jumat lalu, untuk pertama kali memberitakan tentang kegagalan KTT Hanoi pada 27 Februari lalu dan menyalahkan AS sebagi pihak yang bertanggungjawab atas kegagalan itu.

Yang kecewa, jelas rakyat Korut yang berharap pemerintahnya fokus dalam memajukan perekonomian demi mengangkat kesejehteraan mereka, juga warga Korsel yang jemu menanti terwujudnya perdamaian abadi (AP/AFP/Reuters/ns)

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles