KABUL – PBB mengatakan bahwa lebih dari 900 anak-anak tewas dalam konflik di Afghanistan tahun lalu, dan menurut catatan PBB tahun kemarin adalah tahun terkejam.
Diungkapkan, kenaikan kematian anak dari tahun sebelumnya hampir 25 persen dan sebagian besar disebabkan oleh ranjau dan amunisi dari konflik. Dan berdasarkan dokumentasi PBB, secara umum kematian anak naik 66 persen dibanding tahun 2016.
“Kekerasan terkait konflik menjadi beban berat pada Afghanistan pada tahun 2016, dengan penurunan perlindungan sipil dan jumlah korban sipil tercatat tertinggi sejak 2009, ketika UNAMA mulai mendokumentasi sistematis korban sipil,” ujar Misi Bantuan PBB di Afghanistan mengatakan dalam laporan tahunannya, Senin (6/2/2017), seperti dilansir AP.
Dikatakannya 3.498 orang tewas pada tahun 2016, termasuk 923 anak-anak, dan 7.920 lainnya orang terluka. Jumlah korban keseluruhan sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
“Saya sangat sedih untuk melaporkan, jumlah korban sipil meningkat, bahkan menjadi angka tertinggi sepanjang tahun,” ujarv Tadamichi Yamamoto, utusan PBB di Afghanistan, mengatakan dalam konferensi pers.
Kelompok bantuan Save the Children mengatakan angka terbaru yang “sangat memprihatinkan,” dan meminta semua pihak untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.
Taliban telah melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah yang didukung AS di Kabul selama lebih dari 15 tahun. Pasukan Afghanistan telah berjuang untuk memerangi militan sejak AS dan NATO secara resmi mengakhiri misi tempur mereka pada akhir 2014.