CIANJUR-Berakhirnya libur panjang Idul Fitri membuat permohonan pembuatan kartu kuning di Cianjur melonjak hingga dua kali lipat atau mencapai 250 pemohon per harinya.
Di Cianjur banyaknya lulusan dari sekolah menengah atas dan kejuruan (SMA dan SMK) yang memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Namun, meningkatnya jumlah pencari kerja di Cianjur belum seimbang dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal itu menyebabkan, tak sedikit warga Cianjur mencoba peruntungannya bekerja di luar kota.
Demikian diungkapkan Kepala Seksi Bina Lembaga Usaha Ketenagakerjaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Cianjur, Ahmad Ubaidillah. Lonjakan pembuatan kartu kuning diprediksi akan berlangsung selama sepekan ini.
Ubai mengatakan, jumlah pemohon kartu kuning sejak Senin, 11 Juli 2016, melonjak tajam dibandingkan hari biasa. Dalam sehari tercatat 250 pemohon kartu kuning. Pihaknya pun terpaksa menghentikan permohonan pendaftaran, sebab terbatasnya jumlah petugas.
“Bisa sampai 400 pemohon kalau petugas tak menghentikan antrean. Di hari biasa, tak lebih dari 100 pemohon yang dilayani. Hal ini biasa terjadi, sebab pasca libur panjang Idulfitri dan banyak yang baru lulus sekolah mencari pekerjaan,” katanya di Jalan Raya Bandung, Kabupaten Bandung, seperti diberitakan PR Online, Kamis (14/7).
Ubai mengatakan, membeludaknya pembuat kartu kuning sudah menjadi siklus tahunan setelah pengumuman kelulusan sekolah. Lonjakan pun seringkali meningkat pasca Lebaran, sebab banyak warga yang mulai mencari pekerjaan.“Pada waktu-waktu tertentu, seperti saat ini pembuatan kartu kuning selalu meningkat karena merupakan persyaratan pekerjaan,” ucapnya.
Untuk memaksimalkan waktu pelayanan, pihaknya membuka waktu pendaftaran lebih awal. Stok blanko untuk permohonan kartu kuning pun disiapkan dalam jumlah banyak agar pelayanan maksimal.
“Stok blanko kartu kuning sudah kami siapkan dalam jumlah banyak, jadi tidak akan ada kejadian kehabisan blanko,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, pemohon mayoritas berusia 17-21 tahun. Menurut dia, para pencari kerja sebagian besar adalah yang baru saja lulus sekolah setingkat SMA dan SMK serta lulusan tahun lalu.
“Kendati demikian, meningkatnya jumlah pencari kerja di Cianjur belum seimbang dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Lapangan pekerjaan yang tersedia, dinilai masih belum cukup menampung lulusan yang ada. Hal itu menyebabkan tak sedikit pemohon memilih untuk bekerja di luar kota.