JAKARTA—Media massa dan media sosial harus berperan dalam mengembangkan perguruan tinggi. Tujuannya, untuk membangun peradaban yang unggul. Media bisa membantu menyebarluaskan hasil karya dan gagasan dari komunitas akademik di perguruan tinggi. Demikian disampaikan wartawan senior Parni Hadi.
“Wartawan dan media, guru (dosen) dan perguruan tinggi adalah sama-sama pewaris kenabian, perlu kerja sama yang saling mencerdaskan dan menguntungkan,” ujar Parni saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Senin (31/10) kemarin.
Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa ini menegaskan, media menjadi alat yang efektif dalam menyalurkan gagasan untuk mencerdaskan bangsa. “Karena modal dasar media adalah jurnalisme, dan basis jurnalisme adalah menulis, maka menurut Parni, mahasiswa dan dosen wajib memiliki kemampuan menulis,” tukasnya.
Mantan Dirut RRI ini menambahkan, setidaknya ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa dan dosen dalam bidang komunikasi, yaitu berfikir jernih (clar thinking); berpidato dengan ringkas (concise speech); dan menulis efektif (effective writing). Dengan demikian, komunitas akademik akan menjadi SDM unggul yang pintar dan berkarakter. Tidak sekedar pemikir, tapi juga praktisi atau pelaku.
Di hadapan ratusan mahasiswa, Parni menggarisbawahi, gelar akademik tidak selalu seiring dengan intelektualitas. Intelektualitas juga tidak menjamin produktivitas. “Dan produktivitas juga tidak mencerminkan kebermanfaatan,” tukasnya.
Acara kuliah umum ini diselenggarakan dalam rangka pelantikan Rektor UIC terpilih Musni Umar, PhD. Turut hadir juga dalam acara ini, mantan wakil presiden Try Sutrisno dan mantan menteri Fahmi Idris, tokoh budaya Eddy Nalapraya dan sejumlah tokoh dan aktivis.
Bagi yang ingin mengunduh materi presentasi, silahkan klik ikon di bawah ini: