Memalsukan Ijazah

Memalsukan ijazah, sama saja membohongi negara dan diri sendiri. Mending memalsukan gigi, aman!

BAMBANG Trimulyono memang nggak ada matinya. Setelah masuk penjara 2,5 tahun gara-gara memfitnah Presiden Jokowi lewat buku “Jokowi Undercover”, ocehannya soal Jokowi berijazah palsu benar-benar akan dibawa ke sidang PN Jakarta Pusat. Sidang perdananya akan digelar 18 Oktober mendatang. Jika benar tuduhan Bambang Tri, jangankan ikut Pilpres 2019, ikut Pilkada di Solo 2005 dulu pastilah Jokowi sudah kandas duluan.

Memalsukan ijazah di jaman sekarang, tidaklah mudah. Sebab setiap ijazah musti dilengkapi foto pemilik. Sebelum tahun 1960 hal itu masih memungkinkan karena ijazah Sekolah Rakyat (SR) belum dilengkapi foto, sehingga jaman itu ada saja cerita si A si B masuk kerja pakai ijazah si Anu dan tak ketahuan sampai pensiun. Kalau sekarang, jika tak punya kelicikan tingkat dewa pastilah segera ketahuan.

Terlepas Bambang Tri yang ndhugal keturutan (baca: dapat panggung), jika merunut ke belakang, ternyata lumayan banyak orang yang berurusan dengan Pengadilan gara-gara ijazah palsu. Misalnya pelawak Nurul Qomar, kecil orangnya tapi ternyata gede nyalinya untuk memalsukan ijazah. Dan dia sukses, karena terbukti sempat beberapa waktu lamanya menjadi Rektor Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes. Ngakunya sudah S2 dan S3 UNJ, ternyata belum. Yang benar, S3-nya Qomar akronim: Sudah Semakin Sepuh, karena dia kelahiran tahun 1960.

Musni Umar Rektor Ibnu Chaldun Jakarta, bulan Maret lalu juga dilaporkan orang ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan gelar profesornya palsu.  Tentu Musni muna-muni (ngomel-ngomel), iseng amat ini orang kenal juga tidak, kenapa bikin laporan yang mboten-mboten ke polisi. Pada wartawan yang mengerubunginya dia meyakinkan bahwa gelar profesornya asli, cuma tidak didaftarkan ke Kementrian dan Presiden. Alasannya, dia tak perlu mendaftarkannya karena dia bukan digaji negara (ASN).

Lalu pada September 2017, Rektor Universitas Negri Jakarta juga dicopot karena diketahui disertasi untuk gelar S3-nya ternyata hanya plagiat. Kemudian yang paling kasihan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, ijazahnya asli tapi diisengi orang dan difitnah sebagai pemilik ijazah palsu untuk gelar sarjananya. Terpaksa sejumlah anggota DPRD-nya langsung ke Universitas Tritunggal Surabaya, untuk klarifikasi. Oleh pihak kampus dijawab bahwa ijazah Sugiri Sancoko asli, dia lulus Fakultas Ekonomi tahun 2006. Mungkin kalau lulusan Unair atau ITS yang sudah ngetop, tak ada yang mau mengisengi.

Begitu seriusnya masalah ijazah palsu, Menpan-RB Yudi Chrisnandi (2015) yang jadi mentri hanya numpang lewat, beberapa bulan menjabat bikin gebrakan. Dia menginstruksikan cek atau periksa ulang ijazah setiap ASN yang bekerja di kantor atau lembaga apapun. Beliaunya mengatakan waktu itu, pemilik ijazah palsu takkan dipecat, tapi hanya diturunkan golongannya satu tingkat. Lalu bagaimana hasilnya, berapa ratus yang ketahuan berijazah palsu, tidak jelas. Yang jelas, tak sampai 2 tahun jadi menteri Yudi Chrisnandi dicopot dan kemudian didubeskan.

“Gebrakan” Yudi Chrisnandi itu terjadi karena waktu itu sedang ramai soal PTS (Perguruan Tinggi Swasta) yang statusnya hanya terdengar dan terdaftar, pada  jadi produsen ijazah palsu. Ada mahasiswa yang kuliahnya asal-asalan, diluluskan juga karena siap beli ijazahnya. Bahkan ada yang sama sekali tak pernah kuliah di kampus tersebut, karena berani bayar mahal langsung dapat titel.

Menteri Riset dan Dikti M. Nasir langsung bertindak, hasilnya 12 PTS yang statusnya tak terdaftar dan hanya terdengar itu dibekukan, sebab mereka terbukti menjual ijazah tanpa “mahasiswa”-nya pernah kuliah di situ. Sarjana model begini ini pasti akan bikin repot negara, karena aparatnya goblok-goblok, punya ijazah tapi tak sesuai dengan kompetensinya. Paling celaka nantinya, ngakunya sarjana ekonomi, tapi ekonomi sehari-harinya morat-marit.

Maka jadi orang, jangan membohongi negara dan membohongi diri sendiri. Jika mau bohong, palsukan saja gigi Anda. Meski itu palsu sebagian atau 32 atas bawah, tak bakalan kena sanksi pidana. Justru dengan gigi palsu itu Anda bisa menjadi lebih percaya diri, tak perlu bersembunyi di balik masker, meski pandemic Corona sudah mereda. (Cantrik Metaram).