spot_img

Menanti Serangan Mematikan ke Idlib

PERANG saudara di Suriah yang berkecamuk sejak revolusi 2011 memasuki babak menentukan setelah Rusia, Iran dan rezim pemerintah Bashar Al-Assad bersiap-siap melancarkan serangan besar-besaran terhadap basis terakhir kelompok perlawanan di Propinsi Idlib, barat laut negara itu.

Propinsi Idlib yang berpenduduk tiga juta jiwa dengan ibukotanya, Idlib, sejak 2012 berada di bawah kontrol pasukan Front Pembebasan Nasional dukungan Turki dan negara-negara Barat berkekuatan 85.000 personil dan milisi radikal Hayat Tahrir al-Syam dipimpin Mohammed al-Goulani (Al-Qaeda sayap Suriah) berkekuatan 12.000 personil termasuk 5.000 milisi asing dari berbagai negara.

Yang paling cemas jika trio Rusia, Iran dan rezim Suriah menyerang Idlib adalah Turki yang berbatasan langsung dengan propinsi tersebut, karena bakal kebanjiran ratusan ribu pengungsi lagi, padahal saat ini sudah menampung 3,5 juta pengungsi Suriah.

Organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR) melaporkan, jet-jet tempur Rusia dilaporkan kembali melancarkan serangan udara ke dekat kota Jisr al-Shughour, Propinsi Idlib, Selasa (4/9) setelah jeda sejak pertengahan Agustus lalu, walau aksi pengeboman oleh pasukan pemerintah Suriah terus berlangsung.

Pihak Rusia melalui jubir kepresidenan, Dmitry Peshkov menyatakan, kelompok militan di Idlib selain merusak proses perdamaian, juga menjadikan kota tersebut sebagai pangkalan untuk menyerang pasukannya.

Signal terkait akan dimulainya serangan juga disampaikan Peshkov dengan menyebutkan, kelompok teroris yang bermarkas di Idlib menjadi biang ketidaktabilan sehingga pihaknya paham jika pasukan Suriah bersiap “menyelesaikannya”.

Rusia sendiri akan menggelar latihan militer terbesar setelah runtuhnya Uni Soviet dengan mengerahkan 1.000 pesawat dan puluhan kapal perang serta 300.000 personil di lepas pantai Suriah pertengahan September. Sejauh ini Rusia juga menempatkan pangkalan AL di Tartus dan pangkalan AU di Khmeimin, Suriah.

AS Ingatkan Rusia
Sebaliknya, Presiden AD Donald Trump sebelumnya mengingatkan, serangan ke Idlib bakal memicu bencana kemanusiaan sehingga mendesak Iran, Turki dan rezim penguasa Suriah untuk mengurungkan niatnya.

Hal senada disampaikan Menlu AS Mike Pompeo yang mengingatkan, serangan ke Idlib akan memperburuk keadaan dan negaranya tidak akan tinggal diam jika dalam serangan itu digunakan senjata kimia. PBB juga mengingatkan akan terjadi bencana manusia jika pertempuran di Idlib tidak terelakkan.

Koalisi Barat pimpinan AS bersama Inggeris dan Perancis memuntahkan lebih 100 rudal jelajah (cruise missile) ke fasilitas senjata kimia milik Suriah dekat Damaskus dan kota Homs untuk merespons penggunaan senjata kimia oleh rezim negara itu di wilayah Ghouta timur April lalu.

Konflik berdarah di Suriah yang terjadi sejak Maret 2011 antara pasukan pemerintah melawan kelompok perlawanan yang ingin menumbangkan rezim otoriter Presiden Hafez al-Assad yang berkuasa lebih 30 tahun telah menewaskan sekitar 345.000 warganya, termasuk 12.000 perempuan dan 19.000 anak-anak dan menciptakan lima juta pengungsi, terbanyak di Turki (3,5 juta) dan Lebanon (satu juta) serta sisanya tersebar di berbagai negara lain.

Serangan trio Iran, Rusia dan rezim Suriah ke Idlib bisa jadi akan memicu perang lebih besar karena akan menghadapkan mereka dengan AS bersama kekuatan Barat lainnya. (AP/AFP/Reuters/NS)

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles