JAKARTA, KBKNews.id – Geopark Meratus kini resmi ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks (UGG), menyusul pengesahan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 yang berlangsung di Paris, Prancis.
Ketua Harian Badan Pengembangan Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, menyampaikan apresiasinya atas pencapaian ini.
Ia mengatakan, Geopark Meratus telah mendapat pengakuan global dan hanya tinggal menunggu penyerahan sertifikat resmi pada September mendatang.
“Selamat untuk Badan Pengelola Geopark Meratus, Gubernur Kalsel dan seluruh masyarakat Kalsel,” katanya di Jakarta, Rabu (16/4/2025).
Hanifah menambahkan bahwa penetapan ini menjadi tonggak baru bagi Kalimantan Selatan. Dengan masuknya Geopark Meratus ke dalam jaringan dunia, sektor pariwisata daerah tersebut diharapkan semakin berkembang dan terbuka.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi semua elemen masyarakat untuk terus membangun dan mengembangkan Geopark Meratus secara berkelanjutan.
Pengakuan ini menunjukkan pentingnya pelestarian kekayaan alam dan budaya setempat. Ia berharap keberadaan Geopark Meratus tidak hanya mendongkrak perekonomian, tetapi juga meningkatkan pemberdayaan sosial serta menjaga kelestarian lingkungan.
Selain Meratus, Geopark Kebumen dari Jawa Tengah juga memperoleh pengakuan serupa. Kedua geopark ini berhasil meyakinkan 58 negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO akan nilai geologi dan budaya yang dimilikinya.
Penetapan ini merupakan hasil konsensus terhadap 16 geopark baru dari 11 negara yang dinominasikan dalam sidang sebelumnya pada September dan Desember 2024.
Geopark lain yang turut ditetapkan kali ini berasal dari negara seperti Tiongkok, Korea Utara, Korea Selatan, Ekuador, Italia, Norwegia, Arab Saudi, Spanyol, Inggris, dan Vietnam.
Dengan tambahan dua geopark baru, total geopark Indonesia yang masuk dalam jaringan UNESCO kini menjadi 12. Sebelumnya, Indonesia telah memiliki Geopark Batur, Belitong, Ciletuh, Gunung Sewu, Ijen, Maros Pangkep, Merangin Jambi, Raja Ampat, Rinjani Lombok, dan Kaldera Toba.
Duta Besar Mohamad Oemar, Ketua Delegasi Indonesia dalam sidang tersebut, menyatakan bahwa status UNESCO Global Geoparks membawa tanggung jawab besar dalam pelestarian, pengelolaan berkelanjutan, dan promosi kekayaan alam serta budaya Indonesia.
Ia menekankan bahwa pengakuan ini juga mencerminkan peran aktif Indonesia dalam menjaga warisan bumi yang memiliki nilai universal.
“Ini sekaligus membawa amanah untuk memperkuat komitmen Indonesia untuk perlindungan alam, pemberdayaan masyarakat lokal, dan edukasi global,” tutur Oemar.
Diharapkan, penetapan ini mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan geologi, keanekaragaman hayati, budaya, serta mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.