BOJONEGORO – Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Bojonegoro dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyalurkan 5.000 liter air ke beberapa desa di Kecamatan Kedungadem, sebelah timur Kabupaten Bojonegoro, Jawa Tengah.
Ketua MRI Bojonegoro, Sunhadji Ghalib mengatakan, musim kemarau membuat beberapa daerah di Kabupaten Bojonegoro mengalami kekeringan. Dia menjelaskan setidaknya ada 11 desa yang tersebar di 11 kecamatan yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
“Kekeringan menimpa 1.927 kepala keluarga,” kata Sunhadji dikutip dari laman resmi ACT, Senin (03/08/2015).
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sejak 21 Juli 2015 sudah memberlakukan status ‘Darurat Kekeringan’, dipicu dari kondisi kekeringan yang sudah melanda banyak wilayah di kabupaten ini. Pemberlakuannya mempertimbangkan ancaman kekeringan yang akan berlangsung lebih lama dibandingkan musim kering tahun-tahun lalu.
”Data (wilayah kekeringan) yang sekarang diprediksi akan terus bertambah mengingat data kekeringan tahun 2014 melanda 122 Desa di 21 Kecamatan yang menimpa 20.282 KK. Di sini sudah terjadi sejak awal Juli dan baru akan mereda November nanti, ” jelas Sunhadji.
Maka, ia bersama timnya telah menyusun berbagai persiapan dalam menghadapi ancaman kekeringan, yang tentunya akan menyulitkan kehidupan warga. Dia melanjutkan, timnya akan terus mendistribusikan bantuan air bersih ke berbagai kecamatn lainnya yang juga mengalami kekeringan dan krisis air bersih.