LONDON (KBK) – Ayan Mohamud, 18 tahun, seorang Muslimah warga negara Amerika Serikat, ditahan selama 13 jam setelah terbang ke bandara Inggris.
Ia sampai di Bandara Heathrow kemudian pihak berwajib menginterogasinya.
“Saya tidak pernah menduga akan diinterogasi selama berjam-jam,” kata Nona Mohamud, yang meninggalkan AS untuk pertama kalinya, dalam rangka mengunjungi keluarga di Leicester.
Sebelum kedatangan Nona Mohamud itu, Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May mengatakan, akan mengintensifkan keamanan di kota-kota besar dan di perbatasan Inggris.
Nona Mohamud mengatakan ia diperingatkan oleh ayahnya bahwa ia dapat dipertanyakan di perbatasan Inggris.
“Itu tidak manusiawi, mereka menilai saya dengan apa yang saya pakai di kepala saya. Saya merasa bahwa saya ditahan karena saya Muslim,” jelasnya.
“Setelah insiden di Paris keamananan perbatasan harus memeriksa setiap orang yang memakai syal secara ketat. Saya merasa itu tidak manusiawi, memperlakukan saya seperti itu.”
Jawaahir Daahir, Bibi dari Ayan Mohamud mengatakan, “kalau mau meningkatkan keamanan tidak boleh diskriminasi, muslim atau non-muslim semua mereka harus diperiksa.”
Bibinya yang tinggal di Leicester ini menjelaskan, apa yang telah diperlakukan keapada keponakannya merupakan tindakan yang mengerikan.
“Ini menjadi pengalaman yang tak terbayangkan, menyedihkan baginya dan bagi keluarga kami,” tuturnya
“Dia tidak melakukan kejahatan apapun kecuali menjadi seorang gadis Muslim dengan jilbab,” pungkasnya seperti dikutip KBK dari BBC, Rabu (2/12/2015)