JAKARTA – Inisator, Pendiri, dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hardi, merumuskan trilogi dalam acara Milad 29 tahun Dompet Dhuafa #KolaborasiBangunNegeri yang dilakukan di Philantropy Building, Sabtu (2/7/2022).
Dalam sambutannya bahwasanya ada konsentrasi perpindahan kemiskinan dari desa ke kota, sesuai dari data statistik, mayoritas penduduk kota berada di angka 67 persen, maka dari itu shifting juga diubah.
“Pertama, bangun desa, supaya orang tidak terdorong nyari rejeki ke kota dengan upah buruh murah, kedua menanggulangi kemiskinan, ketiga siaga hadapi kebencaan perkotaan (urban disaster management),” ucap Parni Hadi.

Khittoh Dompet Dhuafa melayani kaum miskin kaum dhuafa, maka prioritas dhuafa saat ini sudah ada shifting.
Lanjut dikatakan Parni, desa tidak lagi menarik untuk mengais rejeki maka mereka pindah ke kota dengan bekal semampunya, mereka rela dijadikan buruh murah. Mereka juga tidak kuat untuk membeli rumah, rumah petak dari bujangan hingga beranak pinak, semuanya penuh tidak ada lahan kosong.
“Mereka hidup di gang sempit, menderita, ruangan 15 meter persen isinya ayah ibu, beserta 3 orang anak, itulah miskin di perkotaan,” sambungnya.
Tokoh Pers ini juga menceritakan awal mula Dompet Dhuafa ini berdiri, dirinya pagi ini sempat menitikkan airmata karena dirinya di whatsapp orang kemudian mengatakan Dompet Dhuafa berani mengambil jalan sunyi bukan jalan politik tapi jalan kemanusiaan.
Dompet Dhuafa telah berbuat sesuatu yang menggetarkan jagad semesta dengan aksi nyata demi kemanusiaan, namun Tokoh Pers ini mengatakan bahwa dirinya takut akan riya.
“Saya takut riya, kawan-kawan saya juga riya, renungkan, maturnuwun Tuhan, mohon ampun Tuhan, mohon saya dituntun,” tandas Parni Hadi.


