Paus Leo XIV diharapkan jadi juru damai

Paus Leo XIV (Foto: Ist)

TERPILIHNYA Kardinal Robert Francis Prevost asal Amerika Serikat dengan nama kepausan Paus Leo XIV di tengah gejolak dan konflik diharapkan jadi juru damai seperti yang gigih diperjuangkan  pendahulunya, Paus Fransiscus yang wafat 21 April lalu.

Dari pantauan CNN Indonesia, asap putih mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina,  Kamis pukul 17.08 waktu Vatikan menandai terpilihnya Paus baru dalam sidang konklaf (pemungutan suara yang diikuti 133 kardinal berusia di bawah 80 tahun). Paus terilih harus meraih duapertiga atau 89 suara.

Asap putih diikuti dentang lonceng Basilika Santo Petrus yang menandai terpilihnya Paus baru, sementara puluhan ribu massa  di lapangan Santo Petrus bersorak sorai meluapkan kegembiraan mereka menyambut pemimpin tertinggi umat Katolik yang baru. Habemus Papam! Paus Baru Terpilih!

Sebagai Paus ke-267 dan pertama asal AS, kehadirannya membawa pesan kuat tentang kesinambungan perjuangan menciptakan perdamaian seperti yang dilakukan denga gigih oleh Paus Fransiskus yang wafat 21 April lalu.

Kardinal Prevost menjadi Paus ke-14 yang menggunakan nama Leo, sejak Paus pertama yang lahir di Toskana, Italia 461M, menjabat Paus pada 29 Sep. 440 dan wafat 10 Nov. 461 M.

Lahir di Chicago pada 14 September 1955, Paus Leo XIV berasal dari Ordo Santo Agustinus, tarekat religius yang menjunjung tinggi hidup bersama dan pelayanan umat.

Ia telah mengabdi di berbagai belahan dunia, khususnya Amerika Latin, dengan pengalaman mendalam dalam hukum kanonik, pendidikan teologi, dan karya pastoral.

Kini, di tengah dunia yang dilanda ketegangan geopolitik, krisis ekologis, dan ketimpangan sosial mencolok, Gereja Katolik berada di persimpangan sejarah: melanjutkan ritus atau menjadi suara kenabian.

Tantangan kompleks

Paus Leo XIV dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks dibanding para pendahulunya. Dunia modern tidak hanya haus akan jawaban spiritual, tetapi juga menanti sikap tegas dari lembaga keagamaan terhadap berbagai persoalan struktural: dari eksploitasi tenaga kerja, kerusakan lingkungan, hingga diskriminasi yang terus mengakar.

Nama Leo tak bisa dilepaskan dari sosok besar Paus Leo XIII (1878–1903), yang melalui ensiklik Rerum Novarum mengawali tradisi ajaran sosial Gereja Katolik.

Dokumen Rerum Novarum, yang diterbitkan pada 15 Mei 1891, menjadi tonggak moral Gereja terhadap realitas pasca-Revolusi Industri memuat seruan  keadilan bagi kaum buruh, mendukung serikat pekerja dan hak atas milik pribadi yang disertai tanggung jawab sosial, serta menegaskan peran negara dalam melindungi yang lemah.

Paus Leo XIII telah menyerukan perlunya keberpihakan bersifat nonpartisan, melainkan profetik berpihak pada kebenaran, kemanusiaan, dan martabat hidup.

Kini, lebih dari seabad kemudian, tantangan serupa hadir dalam wujud baru: buruh dalam ekosistem digital, pemiskinan struktural akibat krisis iklim, dan eksklusi sosial yang meluas.

Dunia menanti, apakah Paus Leo XIV akan menggemakan kembali semangat Rerum Novarum dalam konteks kontemporer, dan menjadikan Gereja sebagai suara moral global yang berpijak pada kenyataan, bukan sekadar doktrin.

Bersentuhan langsung

Sebagai misionaris di Peru sejak pertengahan 1980-an, dan kemudian menjabat sebagai Uskup Chiclayo hingga 2023, ia hidup bersama mereka, merasakan langsung penderitaan, ketidakadilan, dan harapan yang lahir dari keterbatasan hidup sehari-hari.

Pendekatan ini mencerminkan dengan jelas semangat “Gereja yang keluar” seperti yang ditekankan oleh pendahulunya, Paus Fransiskus: yakni Gereja yang hadir, terlibat, dan berpihak kepada mereka yang terluka serta terpinggirkan.

Presiden Doald Trump  mengucapkan selamat kepada Kardinal Robert rancis Prevost asal Chicago, setelah terpilih sebagai Paus baru, menjadikannya orang AS pertama yang menduduki posisi tersebut.

Trump memposting pesannya di Truth Social, dengan menyatakan, “Selamat kepada Kardinal Robert Francis Prevost, yang baru saja dinobatkan sebagai Paus. Merupakan kehormatan yang luar biasa untuk mengenalinya sebagai Paus Amerika pertama.

“Kegembiraan luar biasa, dan kehormatan yang sangat berarti bagi bangsa kita. Saya sangat menantikan untuk bertemu dengan Paus Leo XIV.  Ini akan menjadi kesempatan yang sangat berarti!, ” ujarnya.

Sedangkan Presiden Israel Isaac Herzog selain mengucapkan selamat pada  Paus Leo XIV, dalam pernyataannya juga optimistis terbukanya peluang  mempererat hubungan bilateral antara Israel dan Takhta Suci Vatikan.

“Saya mengucapkan selamat kepada Kardinal Robert Prevost, Paus Leo XIV yang baru terpilih, Paus AS pertama, atas tanggung jawab sakral dan penting ini.

Herzog berharap hubungan antara umat Yahudi dan Kristen semakin erat dengan terpilihnya Pus Leo XIV dan a mendoakan agar masa kepausan Leo XIV menjadi momentum membangun jembatan dan saling pengertian antar semua agama dan bangsa.

Hubungan antara Israel dan Vatikan sempat mengalami ketegangan selama masa Paus Fransiskus, terutama sejak dimulainya konflik di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Paus Fransiskus mengecam serangan tersebut, namun di sisi lain juga kerap mengkritik operasi militer Israel di Jalur Gaza, bahkan dalam beerapa kesempatan ia menyebutnya sebagai “genosida”.

 

Harapan warga Gaza

Sementara itu, Warga Gaza yang tergabung dalam Komunitas Kristen menyambut gembira atas terpilihnya Paus Leo XIV pada Kamis (8/5) sebagai pemimpin Gereja Katolik Sedunia.

Mereka berharap Paus baru dapat menumpahkan  perhatian sama seperti mendiang Paus Fransiskus terhadap Palestina.

“Kami sangat senang dengan terpilihnya Paus baru,” ujar George Antone (44), Ketua Komite Darurat  Gereja Keluarga Kudus di Gaza, kepada Reuters.

“Kami berharap hatinya akan tetap bersama Gaza seperti Paus Fransiskus,” imbuhnya. Sejak 7 Oktober 2023, Paus Fransiskus kerap menelepon para pemuka gereja di Gaza setiap malam.

Antone mengatakan, tindakan itu memberi kekuatan moral bagi warga Gaza yang menderita di tengah serangan udara dan darat Israel, yang telah menewaskan lebih dari 52.000 warga Palestina.

Paus Fransiskus juga sering menyerukan perdamaian antara Israel dan Palestina dalam pernyataan terbuka. ia bahkan pernah mengecam Presiden AS Donald Trump yang ingin mengambil alih wilayah Gaza.

“Kami mengimbau Paus yang baru untuk melihat Gaza melalui mata Paus Fransiskus dan merasakannya dengan hati Paus Fransiskus. Kami yakin bahwa Paus yang baru akan memberi perhatian pada Gaza dan perdamaiannya,” tutur Antone.

Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt Gomar Gultom, menyampaikan selamat kepada umat Katolik sedunia atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus.

Gomar berharap Paus pertama yang berasal dari AS  itu dapat meneruskan jejak Paus Fransiskus.

“Sebagai orang yang sangat dipercaya oleh Paus Fransiskus, saya berharap beliau meneruskan jejak pendahulunya yang sangat menekankan persaudaraan dan kemanusiaan, di tengah dunia yang makin tercabik-cabik oleh ragam kepentingan, serta konsern beliau atas masalah lingkungan yang makin mengancam kehidupan kita,” kata Gomar,  Jumat (9/5).

Viva il Papa, semoga kehadirannya menebar kedamaian bagi umat manusia! (CNN/Reuters/kompas.com/ns)

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here