Penderita Gangguan Jiwa di Jabar Masih Tinggi

0
332
ilustrasi

BANDUNG- Angka warga mengalami gangguan jiwa di Jawa Barat masih tinggi. Setiap bulan, ada sekitar 1.200 orang pengunjung gangguan psikotik yang datang ke rumah sakit umum daerah (RSUD) di Jawa Barat. Padahal, sejak 2014 pemerintah Indonesia sudah mencanangkan bebas pemasungan, namun fenomena pasung tetap terjadi di masyarakat.

 

” DPRD Jawa Barat membahas Raperda Penyelengaraan Kesehatan Jiwa yang rencananya akan disahkan Senin 13 Feruari 2017,” kata Ketua Badan Pembentuk Perda DPRD Jabar, Habib Syarief Muhammad Alaydrus, seperti dilansir PR, Senin (13/2).

 

Syarief mengatakan, dalam sehari rata-rata 30-40 orang atau 900-1200 orang/bulannya yang datang ke klinik gangguan psikotik di RSUD yang ada di Jawa Barat.

“Salah satu penyebabnya modernitas hehidupan kian melahirkan kompleksnya ragam permasalahan. Kompleksitas kehidupan, signifikan dengan semakin bertambahnya penderita kejiwaan,” ucapnya.

 

Menurut Syarif, Jawa Barat masih memiliki keterrbatasan dokter spesialis jiwa. “Tidak seluruh RSUD/Puskemas di Jawa Barat melakukan kegiatan kesehatan jiwa. Itu pun dengan keterbatasan jumlah psikiater, psikolog dan dokter spesialis jiwa,” katanya.

 

Akhirnya, beberapa tempat terpaksa menggunakan dokter spesialis yang telah purnabakti dan berimbas pada terbatasnya waktu pelayanan. “Masalah lainnya pada daya tampung rumah sakit. Hingga saat ini, RSUD kabupaten/kota di Jawa Barat belum sepenuhnya mampu untuk memberikan layanan rawat inap dengan baik karena belum tersedianya ruangan penderita gangguan jiwa,” ucapnya.

Advertisement div class="td-visible-desktop">