JAKARTA, KBKNEWS.id – Ribuan warga Palestina mulai kembali ke wilayah utara Gaza pada Jumat (10/10) setelah militer Israel mengumumkan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat mulai berlaku.
Kesepakatan ini dianggap langkah penting menuju berakhirnya perang dua tahun antara Israel dan Hamas, yang telah menewaskan puluhan ribu warga dan memaksa jutaan orang mengungsi berkali-kali.
Gencatan senjata ini juga membuka jalan bagi pembebasan seluruh sandera yang tersisa. Militer Israel menyebutkan ada 48 sandera yang masih ditahan, sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup. Pembebasan dijadwalkan paling lambat Senin mendatang.
Meski gencatan senjata berlaku, banyak warga yang kembali menemukan rumah dan kota mereka telah hancur total. Di Khan Younis, Gaza selatan, warga hanya menemukan puing-puing, pakaian, dan perabotan rusak. Banyak orang masih berusaha mengevakuasi jenazah dari reruntuhan. Warga merasa lega meski kesedihan masih menyelimuti mereka.
Dilansir AP, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Israel akan memastikan Gaza bebas dari senjata, baik melalui cara damai maupun cara lain jika diperlukan. Militer Israel tetap mempertahankan operasi defensif di wilayah Gaza yang masih dikendalikan.
PBB mendapatkan izin dari Israel untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan mulai Minggu. Bantuan berupa 170.000 ton bahan pangan dan medis yang telah disiapkan di Yordania dan Mesir akan disalurkan untuk mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi akibat blokade dan serangan militer.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina sebagai imbalan pembebasan para sandera. Namun, tokoh populer Palestina Marwan Barghouti tidak termasuk dalam daftar pembebasan. Pertukaran ini diperkirakan akan dimulai antara Minggu malam hingga Senin.
Rencana gencatan senjata yang diumumkan pemerintahan Trump juga mencakup kehadiran pasukan internasional dari negara-negara Arab dan Muslim untuk menjaga keamanan Gaza, sementara Amerika Serikat memimpin upaya rekonstruksi besar-besaran.
Meski gencatan senjata membawa harapan, masa depan Gaza tetap penuh ketidakpastian, termasuk peran Otoritas Palestina dan kemungkinan pembentukan negara Palestina yang masih ditolak Netanyahu.