JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menilai situasi global saat ini belum stabil. Bahkan di beberapa negara, sektor perbankan mengalami ketidakstabilan dan musim dingin bidang teknologi (winter tech).
Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara Sosialisasi Peraturan Menteri BUMN di Jakarta, Senin (27/3/2023).
“Situasi global saat ini belum dalam keadaan baik-baik saja. Baru saja lewat Covid-19, tapi sekarang adanya perang, isu rantai pasok. Kalau kita lihat di beberapa negara, mulai ada keguncangan di perbankan mereka, walaupun efeknya belum sistemik, karena ini situasi musim dingin untuk investasi di bidang teknologi,” ujar Erick.
Ia menambahkan, jatuhnya bank besar dunia seperti Credit Suisse dan Deutsche Bank membuat kondisi Indonesia semakin sulit diprediksi di masa depan.
“Alhamdulillah, keadaan kita baik, tetapi kita belum bisa prediksi akan terus baik. Nah, karena itu, kita harus cari makna, apa Indonesia, apa BUMN itu sendiri,” ujarnya.
Erick mengajak perusahaan BUMN untuk memerhatikan arti dari globalisasi dan mempertimbangkan regulasi sebagai landasan tindakan. Selama ini, kata dia, aturan yang stagnan membelenggu dan mengganggu kinerja perusahaan.
“Ketika kita mau berjalan, yang mengikat kita adalah aturan kita sendiri, yang selama ini, selama empat tahun saya jadi Menteri BUMN, ini menjadi lingkaran yang muter-muter saja di situ,” paparnya.
Sebagai langkah nyata, Erick telah mengumumkan penyederhanaan Peraturan Menteri BUMN dari 45 menjadi tiga Permen agar BUMN dapat menghadapi tantangan global dan terlepas dari aturan yang mengganggu kinerja perusahaan.
Ketiga aturan baru tersebut adalah Penugasan Khusus dan Program TJSL BUMN, Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan BUMN, dan Organisasi dan SDM BUMN.
Sumber: Antara