JAKARTA – Dalam penelitian yang dipimpin oleh American Cancer Society, tim peneliti menganalisis kelompok kelahiran dalam interval lima tahun dari 1920 hingga 1990 untuk mengukur tingkat kejadian kanker pada 34 jenis kanker.
“Temuan ini menambah bukti yang berkembang tentang peningkatan risiko kanker pada generasi pasca-Baby Boomer, memperluas temuan sebelumnya tentang kanker kolorektal dini dan beberapa kanker terkait obesitas untuk mencakup jenis kanker yang lebih luas,” kata Dr Hyuna Sung, yang ditulis laman Medical Daily, Kamis (1/8/2024).
Dari 34 jenis kanker yang diteliti, delapan di antaranya menunjukkan peningkatan tingkat kejadian pada setiap kelompok kelahiran berikutnya sejak sekitar tahun 1920.
Penelitian tersebut mencatat bahwa kelompok kelahiran tahun 1990 memiliki tingkat kanker pankreas, ginjal, dan usus halus, serta kanker hati pada wanita, sekitar dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kelahiran tahun 1955.
Hasil yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Public Health mengungkap tren yang mengkhawatirkan yaitu 17 jenis kanker, termasuk kanker payudara, pankreas, dan lambung, meningkat pada generasi yang semakin muda.
Angka kematian akibat kanker, bersama dengan kejadian kanker hati pada wanita, korpus uterus, kandung empedu, testis, dan kolorektal, juga terus meningkat.
Temuan ini diperoleh setelah memeriksa data dari 23.654.000 pasien yang didiagnosis dengan 34 jenis kanker dan data kematian dari 7.348.137 kematian akibat 25 jenis kanker antara 1 Januari 2000 dan 31 Desember 2019.
Selain itu, angka kejadian meningkat pada kelompok usia yang lebih muda, setelah penurunan pada kelompok usia yang lebih tua.
“Untuk sembilan kanker lainnya termasuk kanker payudara (hanya positif reseptor estrogen), kanker korpus uterus, kanker kolorektal, kanker lambung non-kardia, kanker kandung empedu, kanker ovarium, kanker testis, kanker anus pada pria, dan sarkoma kaposi pada pria,” tulis pernyataan siaran berita tersebut.
Walaupun penelitian telah mengidentifikasi tren kanker yang berkaitan dengan kelompok kelahiran ini, penelitian tersebut belum mengungkap alasan pasti di balik tren tersebut.