SOLO – Muhamad Salwa Aristotel, remaja penyandang disabilitas asal Solo, Jawa Tengah memiliki semangat tinggi dalam menorehkan bakatnya sebagai pelukis meski ia terlahir tanpa lengan.
Salwa, sapaan akrabnya, merupakan difabel sejak lahir atau biasa disebut cacat bawaan, namun memiliki talenta melukis. Bahkan kemampuannya melukis, telah membawanya melakoni sebuah pengalaman yang jarang bisa dilakukan masyarakat umum.
Kepiawaiannya dalam menggoreskan tinta di atas kertas putih membuatnya berkesempatan untuk menggambar sketsa wajah keluarga Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence saat melakukan kunjungan kerja ke Istana Merdeka, Jakarta pada bulan April 2017 silam.
Lukisan-lukisan yang dibuatnya digarap menggunakan kedua kakinya. Siswa kelas IX SMP LB D Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Solo tersebut mengakui menekuni dunia melukis sejak dua tahun lalu. Ia mengaku menemukan gelora hati dalam dunia seni melukis.
“Saat kelas dua (SMP) itu, ada guru lukis yang memintaku untuk ikut kelas melukis. Gurunya namanya Mas Jaka Triwiyana, mahasiswa ISI Solo. Ketika ditanyai apa mau melukis, saya ya langsung bilang mau. Padahal saya sama sekali belum pernah melukis, ” ujar Salwa, seperti dilansir BBC Indonesia, Jumat (19/5/2017).
Dua tahun ikut kelas melukis, membuat dia lihai mencoret-coret kanvas dengan cat air. Saat itu favoritnya adalah menggambar pemandangan. Saat awal-awal melukis, Salwa sama sekali tidak mengalami kendala.
Tak disangka kunjungan kerja ibu negara Iriana Joko Widodo dan istri Wapres, Mufidah Jusuf Kalla di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Februari lalu menjadi awal langkah Salwa untuk menunjukkan eksplorasi seni lukisnya. Kala itu dipamerkan lukisan karya anak-anak SLB Negeri Solo.
Dalam kunjungan kerja Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) itu, Iriana Jokowi dan Mufidah Kalla membeli karya anak-anak difabel itu. Lukisan yang dibeli menggambarkan wajah istri Presiden dan Wakil Presiden RI.
Pada saat itu, Iriana Jokowi juga meminta kepada guru SLB Negeri untuk dicarikan empat pelukis difabel yang akan dibawa ke Istana Bogor. Keempat pelukis difabel direncanakan untuk melukis istri tamu negara dalam KTT IORA.
“Saat itu Ibu Iriana bilang Istana membutuhkan empat bocah difabel yang pintar melukis. Pihak Jawa Tengah suruh mencarikan, akhirnya ketemu empat difabel, di antaranya tiga anak tuna rungu dan satu tuna daksa. Yang tuna daksa itu saya, ” jelas Salwa.
Hingga akhirnya kesempatan emas tersebut pun menghampirinya. Meski dengan segala keterbatasan ia mengaku tetap semangat untuk terus melanjutkan hobiinya melukis.
“Meskipun saya melukis menggunakan kaki tetapi enggak ada kendala berarti, paling ya catnya nyemprot ke kanvas, ” kata Salwa, kelahiran 17 September 2001 di Kudus, Jawa Tengah.