JAKARTA, KBKNews.id – Upaya evakuasi korban runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, terus dilakukan. Puluhan santri diduga masih tertimbun reruntuhan, Kamis (2/10/2025).
Tim SAR gabungan bekerja melawan waktu di tengah kondisi reruntuhan yang sangat berbahaya. Total korban yang berhasil dievakuasi telah mencapai 108 orang, termasuk mereka yang melakukan evakuasi mandiri segera setelah insiden terjadi pada Senin, (29/9/2025) sore.
Pada operasi penyelamatan Kamis pagi, tim berhasil mengeluarkan tujuh orang dari bawah puing-puing: lima dalam kondisi selamat dan dua lainnya dinyatakan meninggal dunia. Namun, kabar duka kembali menyelimuti lokasi kejadian setelah data terbaru mengoreksi total korban meninggal dunia menjadi lima santri, naik dari angka sebelumnya yang sempat terdata tiga korban tewas.
Angka ini dikhawatirkan masih bisa bertambah mengingat upaya pencarian masih difokuskan pada titik-titik yang dicurigai masih menjebak korban lainnya di dalam lilitan beton.
Kondisi Lapangan dan Tantangan Evakuasi
Kondisi reruntuhan musala tiga lantai ini dilaporkan berjenis pancake collapse, di mana lantai bangunan roboh secara vertikal dan bertumpuk, menciptakan tumpukan material yang tidak stabil dan sangat padat. Hal ini menjadi tantangan terbesar bagi Tim SAR. Akibatnya, penggunaan alat berat seperti ekskavator harus ditunda untuk menghindari risiko runtuhan susulan yang bisa membahayakan korban yang mungkin masih selamat.
Penyebab dan Isu Kegagalan Konstruksi
Penyelidikan awal yang melibatkan Ahli Teknik Sipil dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menguatkan dugaan bahwa ambruknya bangunan musala, yang sedang dalam tahap pengecoran lantai empat, disebabkan oleh kegagalan konstruksi. Elemen struktur, mulai dari beton, pelat, hingga balok, dinyatakan hancur total karena fondasi atau struktur yang tidak mampu menahan beban tambahan. Ahli juga menyoroti adanya dugaan kegagalan teknologi konstruksi yang menjadi pemicu bencana ini.
Penyelidikan Hukum dan Pernyataan Aparat
Di sisi lain, isu dugaan pelanggaran terkait izin bangunan atau prosedur konstruksi yang tidak sesuai aturan oleh pengurus pesantren mulai mencuat di media lokal. Aparat kepolisian telah bergerak cepat untuk mengamankan lokasi dan mengumpulkan bukti.
Kombes (Pol) Agung Budi, Kepala Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Penanganan Bencana Polda Jatim, dalam pernyataannya menegaskan fokus utama tim gabungan. “Prioritas utama kami saat ini adalah menemukan seluruh korban yang masih terjebak,” katanya.