GAZA – Serangan Israel yang menyebabkan genosida di Palestina, khususnya di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem, menjadi salah satu konflik paling destruktif di abad ke-21. Akibat kekerasan ini, sekitar 41.825 orang tewas, 96.910 terluka, dan lebih dari 10.000 orang dilaporkan hilang di bawah reruntuhan.
Perang ini tak hanya menargetkan warga sipil, tetapi juga menghancurkan infrastruktur penting, termasuk rumah sakit, sekolah, dan lingkungan tempat tinggal.
Setahun berlalu, Anadolu mengulas berbagai bentuk penghancuran yang terjadi di Gaza.
Penghancuran Pendidikan
Kerusakan besar terjadi di sektor pendidikan, dengan lebih dari 718.000 siswa terdampak dan banyak fasilitas pendidikan hancur. Sebanyak 456 sekolah dan universitas rusak atau hancur, menyebabkan ribuan pelajar dan guru tewas atau terluka.
Penghancuran Lingkungan
Selain itu, perang ini juga berdampak serius pada lingkungan, dengan kerusakan ekosistem yang signifikan akibat penggunaan amunisi.
Konsep “ekosida” digunakan untuk menggambarkan kerusakan ini, dan diperkirakan butuh puluhan tahun serta biaya yang sangat besar untuk membersihkan puing-puing dan membangun kembali Gaza.
Penghancuran Perumahan
Sektor perumahan juga hancur parah, dengan hampir 300.000 unit rumah rusak, dan lebih dari 1,9 juta orang menjadi pengungsi internal. Kerusakan infrastruktur di Gaza diperkirakan mencapai nilai sekitar 18,5 miliar dolar AS.
Penghancuran Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan juga menjadi sasaran, dengan lebih dari 500 serangan yang menargetkan fasilitas kesehatan di Gaza dan Tepi Barat. Banyak rumah sakit, ambulans, dan tenaga kesehatan yang terkena dampaknya, mengakibatkan ratusan korban jiwa.
Penghancuran Budaya
Serangan ini juga merusak warisan budaya, dengan banyak situs bersejarah di Gaza yang rusak atau hancur. UNESCO melaporkan bahwa 69 situs, termasuk bangunan bersejarah, monumen, dan situs arkeologi, telah mengalami kerusakan akibat pemboman Israel.