
BAGHLAN – Sekitar 40.000 anak kehilangan rumah mereka di Provinsi Baghlan, Afghanistan, akibat hujan lebat dan banjir yang terjadi Jumat (10/5/2024) pekan lalu, demikian dilaporkan oleh
“Anak-anak merasa ketakutan. Banyak yang kehilangan segalanya, tidak hanya rumah mereka tetapi juga sekolah dan tempat bermain. Mereka kehilangan segala sesuatu yang mereka kenal. Mereka kehilangan semua rutinitasnya,” kata Arshad Malik, Country Director Save the Children di Afghanistan, Senin (13/5/2024).
Lebih dari 330 orang tewas di seluruh negara yang sedang dilanda kemiskinan ini, sebagian besar di Baghlan dan beberapa di provinsi Takhar, Badakhshan, dan Ghor, menurut laporan kantor Program Pangan Dunia di Afghanistan dan pejabat setempat.
Organisasi-organisasi dunia dan pejabat Afghanistan telah memperingatkan tentang potensi peningkatan angka kematian dan penyakit menular, terutama di kalangan anak-anak, pascabanjir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin mengumumkan bahwa mereka telah mengirim delapan tim tanggap darurat ke wilayah terdampak banjir untuk memantau risiko infeksi.
Afghanistan adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Negara ini telah mengalami peningkatan kondisi cuaca ekstrem, termasuk banjir dan kekeringan, menurut pernyataan yang dirilis pada Minggu (12/5/2024) oleh Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).