TIDAK tanggung-tanggung , pesawat tempur AU Israel dilaporkan menjatuhkan 80 bom termasuk 14 bom penghancur bunker BLU-109 untuk menghabisi nyawa Sekjen Hisbullah Hassan Nasralah.
Harian New York Times mengutip dua pejabat militer senior Israel (IDF) mengungkapkan, bom BLU-109 seberat 901 kg buatan AS itu dijatuhkan paling tidak ke empat bangunan apartemen yang diduga dihuni Nasrallah di pinggiran Selatan Beirut, Jumat (27/9).
Menurut Sputnik Globe, BLU-109 adalah bom khusus penghancur fasilitas di bawah tanah yang mampu melakukan penetrasi ke dalam tanah sebelum meledak di titik sasaran, berupa bunker untuk konsentrasi pasukan, persenjataan atau logistik lawan.
Bom BLU-109 yang dibandrol sampai 84.000 dollar AS per buah (sekitar Rp1,3 miliar) tergantung variannya antara lain digunakan untuk menghancurkan bunker-bunker NIIS di Irak dan Suriah serta bunker-bunker penyimpanan tank Irak dalam Perang Teluk I (1990).
Israel menyerang ribuan target Hizbullah di Lebanon selama pekan ini, menewaskan ratusan orang termasuk warga sipil untuk membungkam sarang-sarang roket dan rudal Hizbullah yang diluncurkan ke wilayah Israel dalam 11 bulan terakhir ini.
Serangan besar-besaran terhadap target Hizbullah di berbagai wilayah Lebanon atau yanga terbesar sejak 2006, selain menewaskan Nasrallah juga juga mereggut nyawa sejumlah komandan Hizbullah lainnya dan menciptakan 90-ribu pengungsi.
Hizbullah telah mengkonfirmasi kematian pemimpinnya, Hassan Nasrallah, setelah serangan Israel di Beirut, Jumat lalu.
Nasrallah, yang tidak terlihat di depan publik selama bertahun-tahun, adalah salah satu tokoh paling terkenal dan paling berpengaruh di Timur Tengah serta sangat dirahasiakan keberadaannya.
Sementara PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menyelesaikan masalah dengan kematian Nasrallah, dan menyebut hal itu sebagaj titik balik bersejarah.
Dilansir CNN, pernyataan Netanyahu disampaikan menyusul kematian Nasrallah saat ia mendarat kembali di Israel beberapa jam yang lalu, setelah menghadiri sidang MU PBB di New York, Jumat (27/9).
Di sidang MU PBB Itu Netanyahu berkilah, Israel mengupayakan perdamaian meskipun di pihak lain sedang berjuang untuk hidup menghadapi musuh-musuh yang menginginkan kehancurannya.
Dalam pidatonya, ia juga mengingatkan Iran, tidak ada tempat di negeri itu yang tidak dapat dijangkau oleh lengan panjang Israel, dan itu berlaku di seluruh Timur Tengah. Iran selama ini dikenal sebagai pendukung utama Hizbullah.
“Tentara Israel tak ingin menjadi domba yang digiring ke pembantaian, sehingga telah melawan dengan keberanian yang luar biasa,” ujar Netanyahu, sementara sejumlah delegasi, a.l dari negara-negara anggota OKI, Malaysia dan juga RI melakukan “walk-out”.
Saling serang
Sementara itu, Israel dan Hizbullah terus melancarkan serangan melintasi perbatasan, sedangkan milisi Houthi proksi Iran di Yaman mengatakan mereka menembakkan rudal ke Bandara Ben Gurion Israel yang dicegat Israel.
Tewasnya Nasrallah, menurut sejumlah pakar, membuat Hizbullah menghadapi tantangan besar untuk menghentikan penyusupan pihak lawan ke dalam tubuh jajarannya.
Aksi penyusupan yag dilakukan agen-agen Israel membuat musuh bebuyutannya itu mampu menghancurkan lokasi senjata, memasang jebakan sistem komunikasi dan mengincar para pemimpinnya.
Keberadaan Nasrallah sangat dirahasiakan dan dijaga ketat selama bertahun-tahun ternyata akhirnya bisa ditembus agen agen rahasia Israel.
Serangan cepat yang dilancarkan Israel telah melenyapkan setengah perosonil dewan pimpinan Hizbullah dan menghancurkan komando militer tertingginya.
Di hari-hari sebelum dan beberapa jam setelah kematian Nasrallah, Reuters dari berbagai sumber di Lebanon, Israel, Iran, dan Suriah melaporkan sejumlah kerusakan akibat serangan Israel atas Hizbullah a.l pusat logistic dan struktur komando.
Sebaliknya, pihak Hizbullah sendiri dari berbagai pernyataan para petigginya bertekad untuk terus berperang melawan Israel alau mereka kehilangan beberapa pemimpinnya.
Israel saat ini dilaporkan sedang menyiapkan serangan darat ke Lebanon, namun menurut pengamat, hal itu akan dilakukan jika menganggap bombardemen udara tidak memadai untuk melenyapkan ancaman Hizbullah. (Reuters/NYT/ns)