JAKARTA, KBKNws.id – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Sudan mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan yang dilakukan oleh kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Kota Al-Nahud, Kordofan Barat, meningkat menjadi sedikitnya 300 orang. Korban termasuk 21 anak-anak dan 15 perempuan.
Melansir Anadolu, dalam pernyataan resminya, Sabtu (3/5/2025), komisi itu mengutuk keras berbagai pelanggaran terhadap warga sipil, seperti pembunuhan, eksekusi, dan serangan langsung.
Mereka menyebutkan bahwa jumlah korban kemungkinan masih akan bertambah karena pasukan RSF terus mengepung kota dan menghalangi warga untuk mengungsi atau menerima bantuan.
Sebelumnya, Jaringan Dokter Sudan juga melaporkan lebih dari 100 kematian akibat serangan yang sama. Komisi HAM menyatakan bahwa RSF telah menjarah rumah sakit Al-Nahud, pasar lokal, serta persediaan medis.
Komisi itu mendesak masyarakat internasional untuk mendesak semua pihak agar menjamin keselamatan warga sipil dan memberi akses evakuasi dari daerah konflik.
Pihak RSF sendiri belum memberikan pernyataan atas tuduhan tersebut. Namun, pada Jumat lalu, mereka mengklaim telah merebut sepenuhnya Kota Al-Nahud dan menguasai markas Divisi Infanteri ke-18 tentara Sudan setelah bentrokan sengit.
Al-Nahud sebelumnya menjadi ibu kota sementara Kordofan Barat sejak Juli 2024, setelah RSF mengambil alih Al-Fula yang merupakan ibu kota resmi wilayah tersebut.
Pertempuran antara RSF dan militer Sudan telah berlangsung sejak 15 April 2023, menyebabkan puluhan ribu korban jiwa serta memicu krisis kemanusiaan besar.
Data dari PBB dan pemerintah Sudan mencatat lebih dari 20 ribu orang tewas dan sekitar 15 juta mengungsi. Sementara itu, para peneliti dari Amerika Serikat memperkirakan jumlah korban tewas sebenarnya bisa mencapai sekitar 130 ribu jiwa.