PUNCAK musim hujan diperkirakan akan terjadi antara akhir Desember 2024 sampai awal Februari 2025 sehingga dituntut aksi mitigasi dan kesiapan menghadapi ancaman bencana hidrometerologi.
Salah Satu upaya yang dilakukan pemerintah, ujar Menko Bagar idang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno (Jumat, 20/12) yakni mengalihkan hujan deras ke permukaan laut agar tidak mencapai daratan.
“Potensi bencana hidrometeorologi cukup tinggi, sehingga mengurangi risiko tersebut, pemerintah melalui BNPB akan terus melakukan modifikasi cuaca agar hujan deras dapat diturunkan di laut sebelum mencapai daratan,” ujarnya.
Pratikno mengakui, modifikasi cuaca tidak dapat sepenuhnya menghilangkan risiko hujan lebat sehingga ia meminta pemda agar siaga dan memastikan kesiapan infrastruktur, aparat, dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.
“Pemda perlu menyiapkan anggaran dan mengoptimalkan infrastruktur serta koordinasi, “ ujarnya, sedangkan aparat pemerintah perlu aktif menyosialisasikan potensi bencana kepada masyarakat dan memberikan informasi tentang jalur perjalanan yang aman guna menghindari risiko banjir dan longsor.
Sementara itu, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau kesiapan infrastruktur dan moda transportasi untuk menyambut libur Natal 2024 dan tahun baru 2025. Salah satu yang ditinjau AHY adalah kesiapan Terminal Tirtonadi di Kota Surakarta, Jawa Tengah (17/12) lalu.
AHY mengingatkan pentingnya early warning system atau sistem peringatan dini bencana dalam penyelenggaraan mudik Nataru di tengah kondisi rawan bencana seperti saat ini.
Pada kesempatan tersebut AHY juga menyaksikan ramp check atau kegiatan pemeriksaan kondisi kendaraan, administrasi, dan perizinan angkutan umum untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan perjalanan.
BMKG juga mengingatkan potensi gelombang tinggi di perairan Sulawesi Selatan sampai akhir 2024 serta ancaman banjir di sejumlah lokasi seperti di Provinsi Banten khususnya Pandegelang, Sulawesi Selatan (Kab. Barru, Gowa, Makassar, Maros dan Pangkajene Kepulauan).
Waspada dan waspada!