JAKARTA – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang pertama kali teridentifikasi di China kini menyebar dengan cepat ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Virus ini dilaporkan menyerang sejumlah anak dan menimbulkan kekhawatiran, terutama di kalangan orang tua.
Menurut dokter spesialis anak konsultan respirologi dari RSUP Persahabatan, dr. Tjatur Kuat Sagoro, SpA (K), ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika anak-anak terinfeksi virus HMPV.
“Apabila ditemukan seperti ini, kita perlu waspada dan perlu membawa anak ke rumah sakit,” kata Tjatur.
Tanda awal yang perlu diperhatikan adalah anak menjadi gelisah, tidak ceria seperti biasanya, dan tidur tidak nyenyak. Gejala lainnya meliputi sesak napas, yang ditandai dengan tarikan napas yang cepat.
Frekuensi napas pada bayi usia 0-2 bulan dikategorikan cepat jika melebihi 60 tarikan per menit, sedangkan pada anak usia 2 bulan hingga 1 tahun lebih dari 50 tarikan per menit.
Gejala lain pada bayi:
- Kesulitan menyusu, seperti sering melepaskan hisapan saat menyusu.
- Detak jantung terasa lebih cepat saat bayi digendong.
- Anak menjadi kurang aktif dan enggan bermain seperti biasanya.
Penularan virus HMPV terjadi melalui droplet (percikan napas), dengan masa inkubasi antara tiga hingga lima hari, meskipun durasinya bisa bervariasi. Gejala umum yang muncul meliputi batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Penanganan infeksi HMPV saat ini bersifat suportif, fokus pada pengobatan gejala seperti pemberian antipiretik untuk menurunkan demam, oksigenasi, dan terapi cairan.
Meski demikian, beberapa penelitian menunjukkan potensi penggunaan obat seperti ribavirin, immunoglobulin, dan terapi berbasis RNA untuk mengendalikan infeksi.
Sebagai langkah pencegahan, Tjatur merekomendasikan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan rumah, sekolah, hingga tempat umum. Kebiasaan ini diharapkan dapat melindungi anak-anak dari risiko penularan virus HMPV.