CENGKARENG – Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang baru saja dibuka pada 9 Agustus 2016 lalu tergenang air akibat hujan yang melanda di sekitar bandara pada Minggu (14/8/2016).
Kejadian tersebut dipandang Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sangat memprihatinkan.
“Ini kasus yang sangat memprihatinkan, bahkan mengenaskan,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, Senin (15/8/2016), dikutip dari Republika.co.id.
Untuk itu YLKI meminta manajemen PT Angkasa Pura (AP) II dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menginvestigasi penyebab banjir dan mengaudit sistem drainase di Terminal 3.
“Banjirnya Terminal 3 mengindikasikan sistem drainasenya bermasalah,” ucap Tulus.
Selain itu kontraktor menurutnya harus diberi sanksi, “Ini bagian dari keteledoran kontraktor yang sangat serius,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu PT Wijaya Karya, Tbk (Wika) selaku leader konsorsium Kawahapejaya Indonesia (KSO) pembangunan Bandara Ultimate T3 Soekarno-Hatta mengatakan bahwa genangan air yang terjadi diakibatkan karena meluapnya buangan air di bak kontrol yang terbuka yang berada di bawah lantai plaza akibat curah hujan yang tinggi.
“Tim KSO akan mengajukan usulan membuat sodetan dari bak kontrol untuk dibuang ke sungai terdekat dan akan memotong jalan,” ujar Corporate Secretary Wika, Suradi.
Ia mengaku akan mulai mengerjakan sodetan dan pemotongan jalan tersebut pada malam ini, “Setiap pekerjaan akan kami rapikan kembali,” ujarnya.
Selain itu, pihak kontraktor juga akan membuat by pass talang dari atap untuk langsung dibuang ke saluran drainase terbuka di luar sehingga bisa mengurangi aliran yang masuk ke drainase di bawah lantai.
Sedangkan target dari pengerjaan sodetan tersebut adalah satu minggu ke depan.