AFRIKA – Curah hujan yang sedikit membuat kondisi kekeringan meluas di Tanduk Afrika dan terus meningkat sejak kegagalan turunnya hujan selama Oktober-Desember 2016.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO mengatakan krisis banyak terjadi di Somalia, sebelah utara-timur dan pantai Kenya, selatan-timur dari Ethiopia serta wilayah Afar dan Sudan Selatan yang menghadapi krisis pangan serius.
Saat ini, hampir 12 juta orang di seluruh Somalia, Ethiopia dan Kenya membutuhkan bantuan pangan, dimana negara tersebut juga mengalami keterbatasan akses makanan dan pendapatan, bersamaan dengan meningkatnya utang, serta produksi susu dan daging yang rendah.
Sebuah peringatan pra-bencana kelaparan respon kemanusiaan yang mendesak telah dikeluarkan untuk Somalia.
Selain itu, FAO juga melanisr di laman resminya pada Minggu (29/1/2017), bahwa kekurangan pangan akut dan kekurangan gizi juga tetap menjadi perhatian utama di bagian wilayah Karamoja Uganda.
“Besarnya panggilan untuk meningkatkan tindakan dan koordinasi di tingkat nasional dan regional ini, waktu untuk bertindak sekarang”, kata Deputi Direktur Jenderal FAO, Maria Helena Semedo. “Kita tidak bisa menunggu untuk bencana kelaparan seperti pada tahun 2011”.
Semedo menambahkan, “Situasi kekeringan di Kawasan ini sangat mengkhawatirkan, terutama di hampir semua Somalia, juga di seluruh Selatan dan Ethiopia Selatan-Timur, dan Kenya utara, jutaan orang beresiko rawan pangan,” kata Semedo.
Menurutnya untuk menunggu hujan turun dan panen selanjutnya baru akan terjadi di bulan Juli, atau sekitar enam bulan lagi, sehingga mereka tidak bisa menunggu untuk mendapatkan bantuan.