Beberapa perusahaan mengamanahkan bantuannya untuk korban bencana melalui Dompet Dhuafa. Recoveri bidang pendidikan pun diutamakan.
Meski bencana gempa yang berkekuatan 5,6 skala Richter mengguncang Aceh dan sekitarnya, Jumat (13/1/2017) dini hari sekitar pukul 02.19 WIB, sudah berlalu dan masa darurat juga sudah berakhir 20 Desember 2016 lalu. Namun kawasan Pidie Jaya, salah satu kabupaten di Aceh ini, masih porakporanda. Bangunan rumah penduduk, rumah ibadah, sekolah dan fasilitas umum lainnya masih banyak yang hancur dan banyak pula yang tidak layak pakai.
Bantuan untuk Aceh tidak lagi diarahkan untuk penyelamatan, namun sudah diarahkan untuk membangun kembali bekas-bekas bencana tersebut (recoveri). Bangunan yang masih layak pakai sudah mulai direhab dan dirapikan, yang sudah tidak layak pakai mulai pula dibangun.
Untuk recoveri Aceh pasca bencana, masyarakat Aceh tidak sendiri. Seperti saat respon, di masa darurat bencana, bantuan untuk Aceh terus mengalir dari seluruh pelosok negeri dan bahkan dunia. Begitu juga di saat recoveri Aceh ini.
Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa, salah satu lembaga yang mendapat amanah untuk penyaluran bantuan untuk recoveri Aceh, mulai bergerak untuk membantu korban gempa Aceh, khususnya di kawasan Pidie Jaya.
Seperti diungkapkan Iskandar Darussalam, Koordinator Pengurangan Risiko Bencana Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa kepada Swara Cinta, awal Februari 2017 ini, untuk merecoveri bencana Aceh, beberapa perusahaan sudah menyalurkan donasinya ke Dompet Dhuafa.
Di antaranya perusahaan yang mengamanahkan donasinya ke Dompet Dhuafa adalah; JD.ID (Toko Online), Donasi Pelanggan Tip Top dan Matahari Departement Store, Komunitas Muslim Citi Bank (KMC), PT. PPI dan PT Wahana Arta Group.
Untuk awalan ini, pembangunan recoveri Dompet Dhuafa memfokuskan pada pembangunan sarana umum untuk pendidikan, dengan membangun 20 Ruang Belajar Sementara (RBS) yang ditargetkan akan selesai akhir Februari 2017 ini. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak Pidie Jaya segera dapat belajar, karena bangunan sekolahnya yang tidak layak pakai karena gempa.
“Hingga 3 Pebruari 2017 sudah selesai sekitar 14 RBS,” ungkap Iskandar, yang mengawal pembangunan RBS ini hingga selesai di Pidie Jaya.
Alokasi Bantuan
Sumbangan dari JD.ID senilai Rp200 juta, yang diserahkan ke Dompet Dhuafa, 16 Desember 2017, dialokasikan untuk membangun 2 RBS Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Ulee Gle, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, 2 RBS MIN Beuracan II, Kecamatan Trienggading, Kabupaten Pidie Jaya dan 2 RBS MTSN Meureudu, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya.
“Selain dana untuk recoveri, jd.id juga menitipkan 7.200 popok bayi untuk dibagikan kepada pada anak-anak korban gempa Aceh,” tambah Iskandar.
Donasi Pelanggan Tip Top Se-Jabodetabek untuk korban bencana gempa Aceh, juga dititipkan ke Dompet Dhuafa. Donasi itu senilai Rp.50 juta yang diserahkan 8 Desember 2016. Dana tersebut dibangunkan untuk 3 RBS di SDN Blang Sukon, Kecamatan Banda Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Sedangkan donasi dari pelanggan Matahari Departement Store (MDS), Infak via kasir (Juni -Juli 2016) atau Ramadhan 2016, disalurkan ke Dompet Dhuafa September 2016, senilai Rp1.036.843.427. Dana itu dialokasikan untuk keperluan Sosial Development (kebencanaan) sekitar Rp308 juta, sisanya disalurkan Dompet Dhuafa untuk porgram kemanusiaan di bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan.
Untuk kebencanaan, bantuan pelanggan MDS ini disalurkan Dompet Dhuafa untuk membangun 5 RBS di SMK Putroe Nanggroe, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh dan juga untuk membangun 2 RISHA (Rumah Instan Sehat Sederhana) di Garut senilai masing-masing Rp60 juta dan juga merenovasi bangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) dan Perpustakaan di dua sekolah di Bima senilai Rp88 juta.
Keluarga Muslim Citibank (KMC) menyalurkan donasi Rp50 juta untuk korban gempa Aceh dan Rp30 juta untuk korban banjir Bima, bantuan tersebut diserahkan ke Dompet Dhuafa, 29 Desember 2016 dan bantuan dari PT. Wahana Artha Group senilai Rp.100 juta, diterima Dompet Dhuafa 15 Desember 2016.
“Bantuan-bantuan tersebut akan kita gunakan untuk pembangunan recoveri paska bencana,” ungkap Iskandar.
Ada juga bantuan dari PT PPI, senilai Rp50 juta, bantuan yang diterima Dompet Dhuafa 15 Desember 2016 ini tidak dialokasikan untuk bangunan fisik, namun digunakan untuk pelayanan kesehatan gratis bagi korban bencana.
Bantuan lain yang bukan untuk bangunan, lanjut Iskandar, berupa bantuan 10 tenaga guru dari relawan guru lulusan Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa, mereka membantu mengajar secara cuma-cuma di RBS-RBS yang didirikan Dompet Dhuafa untuk korban gempa Aceh.
Iskandar mewakili Dompet Dhuafa juga mengapresiasi sumbangsih seorang relawan yang bernama Ibrahim yang sejak masa respon hingga masa recoveri ia selalu setia membantu Dompet Dhuafa.
“Untuk pembangunan RBS, Ibrahim sangat berperan mengawasi pekerja lokal yang diberdayakan,” jelas Iskandar.
Sesudah membangun RBS sebagai langkah recoveri pasca gempa di Aceh, selanjutnya, kata Iskandar, Dompet Dhuafa akan membantu membangun dan merehab masjid serta puskesmas yang hancur karena bencana.
Namun untuk terujudnya rencana ini, Dompet Dhuafa membutuhkan donasi baru dari selain dari dana yang telah terhimpun yang kini sudah terencanakan alokasinya. Dermawan mana bersedia membantu? – Maifil Eka Putra