Berjaya dengan LPDP

0
221

Jika kita memimpikan Indonesia jaya di muka bumi, tolok ukur prediktifnya bisa berangkat dari asumsi Ray Dalio dlm Principles for Dealing with the Changing World Order. Lewat pengkajian thd kenaikan dan kejatuhan sejumlah kekuatan adidaya (kekaisaran dan dinasti besar) di masa lalu, ia simpulkan bahwa rentang daur hidupnya, mulai dari masa formasi, konsolidasi hingga puncak kejayaannya (sekaligus awal kejatuhannya) berlangsung sekitar 250 tahun.

Proses waktu yang dibutuhkan utk menjadi kekuatan adidaya di masa lalu bisa berlangsung ratusan tahun. Ambil contoh pencapaian Amerika Serikat (AS). Setelah merdeka pada 1776, dalam tempo hampir satu abad kemudian, AS masih dirundung persoalan integrasi nasional yg memuncak dlm perang sipil (1861-1865). Baru pada abad berikutnya, negara tsb bisa scr perlahan meraih status negara adidaya.

Namun, pengalaman China memberi eksemplar baru. Berkat perkembangan globalisasi berbasis teknologi baru yg mempermudah proses transfer pengetahuan dan pengalaman antarbangsa, negara tsb bisa segera mencapai status adidaya hanya dlm beberapa puluh tahun.

Dibandingkan dengan trajektori AS, laju pencapaian Indonesia sejauh ini tidaklah buruk. Untuk negara kepulauan terbesar di dunia dgn segala keragaman dan kompleksitas kehidupan bangsanya bisa dgn cepat merajut integrasi nasional tanpa perang sipil yg massif dan menghancurkan adalah suatu pencapaian yg membanggakan. Namun, dibandingkan dgn China yg baru berdiri 1949, pencapaian Indonesia terasa jauh tertinggal.

Untuk bisa menjadi negara maju, kita perlu kepemimpinan kuat dan cakap yg memberi perhatian besar pada pembangunan kualitas manusia. Dengan menyiapkan warga negara unggul berkapabilitas tinggi dan berfungsi efektif melalui dunia pendidikan.

Berdasarkan pengalaman lintas negara, kualitas pendidikan merupakan paspor menuju kejayaan. Pendidikan baik tak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, tapi juga karakter kuat, keadaban dan etika kerja, yg dikembangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan komunitas.

Penerima beasiswa LPDP dgn privilege-nya sebagai minoritas terpilih, mengemban tanggung jawab utk menjadi lokomotif kejayaan bangsa.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here