PALU- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palu melaporkan di wilayah Sulawesi Tengah setiap bulan rata-rata di guncang gempa bumi sebanyak 150 kali.
Kepala BMKG Palu Petrus DS, mengatakan, “Setiap hari ada gempa. Hanya saja gempa yang terjadi skala sedang dan kecil dibawah 5,0 SR dan kebanyakan tidak terasa,” katanya, Senin (3/10/2016).
Ia menambahkan selama September, khususnya di wilayah Parigi Moutong (Tolay dan Torue) tercatat ada sekitar 80-an kali terjadi gempa bumi skala kecil.
Gempa tergolong sedang terakhir kali terjadi di Torue pada 7 September 2016 dengan kekuatan 5,1 SR pada kedalaman 10 km dan pusat gempa berada di laut dengan jarak sekitar 6 km utara Desa Torue.
Gempa bumi tersebut dirasakan di Kota Palu dan sempat membuat kebanyakan warga keluar rumah menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Lebih lanjutia mengungkapkan alasan Sulteng yang rawan gempa bumi karena berada pada patahan sesar.
Ia selalu berpesan dan mengimbau masyarakat untuk hati-hati dan tidak termakan isu-isu miring yang sengaja dihembuskan oleh orang-orang tak bertanggungjawab yang banyak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat, misalnya isu tsunami.
“Tidak mungkin akan terjadi stunami jika gempa bumi hanya dibawa 5,0 SR,” kata dia.
Apalagi jika pusat gempa bumi terjadi di darat, kemungkinan terjadinya gelombang stunami jika pusat gempa ada di laut, kekuatan gempa harus diatas 7 SR dan kedalaman sumber gempanya dangkal, kurang dari 60 km.
Kemudian, kata dia, pensesaranya atau arah geraknya harus turun atau naik, tidak bisa datar.
Ia juga menambahkan sesar Palu Koro yang terletak di Sulawesi Tengah merupakan zona patahan aktif yang memiliki potensi kegempaan relative tinggi.Demikian dilaporkan Antara.