JAKARTA, KBKNews.id – Perjalanan menghimpun dana dari masyarakat pada awal-awal Dompet Dhuafa berdiri mengalami berbagai tantangan. Namun, tantangan itu bisa dengan cepat diatasi dengan prinsip Dompet Dhuafa yang selalu belajar dan adaptif.
Pada akhir 1993, kolom donasi Dompet Dhuafa di Republika berhasil mengumpulkan Rp425.000 dari 11 donatur—angka yang sederhana, tetapi menjadi batu pondasi pertama filantropi modern di Indonesia .
Seperti dirangkum KBKNews.id, Kamis (29/5/2025), dana itu berasal dari 11 donatur yang membaca kolom Dompet Dhuafa di koran Republika. Sebelum itu, penghimpunan dana untuk Dompet Dhuafa masih terbatas dari internal Republika seperti wartawan, tim marketing, tim produksi dan lainnya.
Kini lebih dari 30 tahun berselang dana yang berhasil dikumpulkan oleh Dompet Dhuafa mencapai Rp418 miliar dan sudah disalurkan kepada 3,26 juta penerima manfaat.
Cerita sukses Dompet Dhuafa ini tentu tidak lepas dari perjuangan para pendiri dan semua tim yang bertugas. Dompet Dhuafa menggunakan istilah donatur sebagai ganti muzakki pada 1999 sebagai salah satu strategi memperluas jangkauan sumber dana dari masyarakat. Dompet Dhuafa tidak ingin memposisikan diri hanya sebagai lembaga pengelola zakat tapi juga lembaga kemanusiaan.
Apalagi saat publikasi dilakukan melalui Republika, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui kiprah Dompet Dhuafa. Selain di Republika, Dompet Dhuafa juga beriklan di media massa nasional lainnya.
Tujuannya untuk terus menjaga hubungan dengan para donatur yang sudah menyisihkan dananya. Meski demikian, kolom Dompet Dhuafa di Republika juga dipertahankan.
Bahkan tidak hanya media nasional, pemberitaan mengenai Dompet Dhuafa juga hadir melalui media massa di daerah seperti Harian Waspada, Lampung Pos, Solo Pos hingga Kaltim Pos.