BADAN Kesehatan Dunia (WHO) telah mencabut status darurat Covid-19 pada 5 Mei 2023, namun penduduk Amerika Serikat sampai hari ini (Senin, 19/8) masi ada yang terpapar penyakit akibat virus corona (SARS-CoV-2) itu.
“Kami telah mencatat peningkatan (paparan Covid-19) di setiap musim panas,” kata Dr. Amesh Adalja, dokter penyakit menular di Universitas Johns Hopkins, AS mengacu pada data dari Pusat Pengendalian dan Pemcegahan Penyakit (CDC) AS.
Namun bedanya, menurut Adalja, kasus-kasus yang terjadi pada musim panas kali ini tidak menyebabkan rumah sakit kewalahan menerima lonjakan pasien seperti terjadi saat pandemi lalu.
Adalja mengatakan, meningkatnya kegiatan perjalanan (traveling) warga utuk menghindaria udara panas di rumah mereka diduga yang menjadi pemicu peningkatan kasus di musim panas saat ini
“Evolusi virus terus berlanjut sehingga memicu membobol kekebalan tubuh orang-orang, sementara pengujian Covid-19 di AS dilakukan secara sporadis dan jumlah kasus sebenarnya tidak jelas karena banyak infeksi yang tidak dilaporkan.
Namun, salah satu cara untuk mengetahui tren kenaikan kasus adalah dengan melihat berapa persentase hasil tes laboratorium yang positif.
Berdasarkan metrik tersebut, jumlah kasus Covid-19 melonjak, dengan hampir 15 persen hasil tes menunjukkan hasil positif dibandingkan dengan kurang dari satu persen hasil tes flu namun sejauh ini tidak terjadi lonjakan kunjungan pasien dengan gangguan pernafasan dalam jumlah besar .
Proporsi kunjungan dokter untuk gejala mirip flu juga masih rendah dan meskipun jumlah pasien rawat inap di rumah sakit akibat Covid-19 meningkat, angka tersebut masih berada di bawah yang tercatat pada musim dingin dan jauh di bawah angka tertinggi pada awal pandemi.
CDC juga mencoba memantau penyebaran virus corona dengan mencarinya di limbah dan air limbah lainnya di lokasi-lokasi yang tersebar di seluruh negeri.
Adalja menyarankan untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi dan agar orang-orang yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius mempertimbangkan untuk memakai masker di area berkumpul dalam ruangan yang ramai.
Jika warga benar-benar sakit, CDC merekomendasikan untuk menjauhi orang lain sampai gejala membaik dan bebas demam selama 24 jam.
“Covid-19 sekarang pada dasarnya adalah bagian dari kondisi manusia. Itu tidak bisa dihindari saat kamu berinteraksi dengan manusia,” jelas Adalja.
Presiden AS Joe Biden (81) juga dilaporkan positif Covid-19 dan mengalami gejala ringan pada pertengahan Juli lalu (17/7) namun hanya diisolasi di rumah dan setelah divaksiasi dan mendapat tambahan vaksin bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Menueurt catatan, Cvid-19 yang awalnya menyebar dari kota Wuhan, China daratan, Desember 2019, menewaskan sekitar 6,97 juta orang dan memapar 7-1,75 juta penduduk dunia, AS menempati krban tertinggi dengan 1,19 juta kematian dan 101,53 juta terpapar.
Tetap kenakan masker, sering mencuci tanga dan terapkan pla hisup sehat untuk menghindari paparan penyakit akibat virus termasuk Covid-19. (VOA/ns)