Dompet Dhuafa dan BKKBN Yogyakarta Tandatangani MoU Penurunan Resiko Stunting

0
172

BANTUL – Dompet Dhuafa dan Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta menandatangani MoU untuk Program Penurunan Risiko Stunting di DIY.

Penandatanganan dilakukan oleh Pimpinan Cadang Dompet Dhuafa cabang Yogyakarta, Muhammad Zahron dengan Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin, S.H, M.M. Kegiatan ini dirangkaikan dengan dialog interaktif dengan tema Pramuka Istimewa Peduli Stunting dari Yogyakarta untuk Indonesia.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Masalahnya tidak berhenti sampai di situ. Kondisi gagal tumbuh akan memengaruhi kapasitas otak. Akibatnya anak stunting juga mengalami penurunan fungsi kognitif.

Padahal usia <5 tahun adalah periode emas pertumbuhan otak. Jika pada periode ini tumbuh kembang otak maksimal tidak tercapai, maka akan terjadi kerusakan permanen. Jika kondisi ini terjadi secara masif dan kronis, dapat menurunkan kualitas generasi berikutnya.

Berdasar Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2021, angka kejadian stunting balita di DIY adalah 17,3%. Angka ini berada di bawah rata-rata nasional yang menyentuh angka 24,4%. DIY menargetkan prevalensi stunting balita 14% di 2024.

Angka kejadian stunting di DIY memang di bawah rata-rata nasional. Meski demikian, faktor-faktor risiko yang melatarbelakanginya sangat beragam.

Dompet Dhuafa turut ambil bagian dalam upaya penurunan angka stunting, khususnya di DIY. Dompet Dhuafa Cabang Yogyakarta telah mendampingi Posyandu yang menjadi lokus stunting di DIY, diantaranya Mertelu Gunungkidul, Wukirsari Bantul, dan Kota Yogyakarta. Bentuk pendampingan yang dilakukan meliputi peningkatan kapasitas Posyandu, baik kompetensi kader dan juga piranti pemantauan tumbuh kembang balita.

Dompet Dhuafa Jogja juga menyasar remaja sebagai target penurunan risiko stunting. Remaja adalah agen perubahan. Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu memahami faktor-faktor risiko stunting. Dengan memahaminya harapan kedepannya para remaja dapat secara mandiri menghindari faktor-faktor risiko tersebut.

Advertisement div class="td-visible-desktop">