Dompet Dhuafa dan PT PPI Edukasi Warga Tasikmalaya untuk Stop Buang Air Besar Sembarangan

JAKARTA, KBKNEWS.id — Masih banyaknya warga Tasikmalaya yang belum memiliki akses sanitasi layak mendorong Dompet Dhuafa bersama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) menggelar sosialisasi penggunaan jamban sehat keluarga di Kelurahan Karsamenak, Kecamatan Kawalu, Kamis (23/10/2025).

Kegiatan bertajuk Sosialisasi Penggunaan Jamban Sehat dan Edukasi Stop BABS ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Jawa Barat dan PT PPI.

Kepala LKC Jabar, Filly Muharani, mengatakan sejak Agustus 2025 pihaknya telah menjalankan Program Kampung Sehati (Sehat Sanitasi) yang kini menyasar 54 kepala keluarga di 24 RW di Karsamenak. Program ini, kata Filly, bertujuan mengubah kebiasaan warga dari buang air besar sembarangan menjadi perilaku yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

“Program ini mendorong masyarakat memiliki jamban keluarga sendiri agar lebih bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungannya,” ujarnya.

Ia menambahkan, kolaborasi lintas lembaga dan masyarakat menjadi langkah penting dalam menyehatkan bangsa.

Dari pihak PT PPI, Senior Staff TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Adityas Prastyo menyebut bahwa sanitasi layak merupakan salah satu prioritas perusahaan di bidang lingkungan. “Kami menyalurkan bantuan fasilitas infrastruktur melalui Dompet Dhuafa dan berharap masyarakat bisa menjadikan program ini sebagai momentum untuk hidup lebih sehat,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Anis Rosidah, mengingatkan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit seperti diare, tipes, dan prastunting. “Karsamenak ini termasuk wilayah padat penduduk, jadi harus ada kepedulian antarwarga untuk menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sekitar 32 persen keluarga di wilayah tersebut belum memiliki akses sanitasi layak, atau sekitar 59 ribu kepala keluarga. Bahkan, sekitar 19 ribu keluarga masih melakukan buang air besar di selokan, kolam ikan, atau sungai.

Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah sebelumnya menyebut tingkat Open Defecation Free (ODF) di Kota Tasikmalaya baru mencapai 17 persen dari total 69 kelurahan. Kondisi ini dinilai berisiko terhadap penyebaran penyakit, termasuk polio.

Dalam kegiatan tersebut, warga juga menerima bantuan stimulan pembangunan jamban sehat serta edukasi mengenai manfaat sanitasi layak. Fasilitator LKC Jabar, Rahmi Maulani, menjelaskan bahwa pembangunan septiktank tidak harus mahal, dan dengan biaya di bawah Rp1 juta pun masyarakat bisa memiliki jamban sesuai standar kesehatan.

“Jamban sehat harus memenuhi kriteria, antara lain tidak mencemari sumber air, bebas bau, aman, dan mudah dibersihkan,” tuturnya.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan bantuan jamban secara simbolis serta kunjungan ke rumah penerima manfaat. Program ini diharapkan dapat memantik partisipasi masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here