
AKSI-aksi unjukrasa massa menentang kebijakan pemerintah agaknya lagi ngetren beberapa pekan terakhir ini, berawal di tanah air, Nepal dan Paris, Prancis dan kini di Madagaskar.
Polisi di Madagaskar menurut laporan AFP dari ibu kota Madagaskar, Anananarivo, Kamis (26/9) menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan aksi demonstrasi yang diikuti ribuan massa tersebut.
Aksi unjukrasa dalam skala besar dipicu pemadaman listrik dan gangguan pasokan air, dan demonstrasi yang awalnya berjalan damai,berujung ricuh hingga berlanjut menjadi penjarahan serta pembakaran. Bendera One Piece pun dikibarkan oleh para pendemo, sebagian besar anak muda yang nekat turun ke jalan meski sehari sebelumnya pemerintah melarang aksi dengan alasan keamanan.
Mereka membawa poster bertuliskan “Hentikan hidup dengan jeriken kuning dan kegelapan”. Ada juga tulisan “Kami tidak mencari masalah, kami hanya menuntut hak “.
Sebagian demonstran juga mengibarkan bendera kelompok bajak laut Topi Jerami dari anime One Piece yang sebelumnya digunakan gerakan generasi muda dan aksi demonstrasi di sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Nepal.
Bentrok dengan polisi.
Bentrokan dengan polisi terjadi, Kamis sekitar pukul 11.00 waktu setempat, saat aparat antihuru-hara dengan kendaraan rantir berwarna putih melaju kencang dan menembakkan gas air mata ke arah massa.
Sedikitnya tiga orang ditangkap. Beberapa jam kemudian, massa membakar rumah seorang senator yang baru diangkat oleh Presiden Andry Rajoelina, sementara para petugas pemadam kebakaran yang mencoba memadamkan api dilempari batu.
Tak lama berselang, rumah seorang anggota parlemen kota ikut dirusak. Malam harinya, rumah anggota parlemen lain juga menjadi sasaran.
“Sejak pukul 10.00 kami hanya berteriak menuntut hak. Namun mereka membalas dengan peluru karet,” kata Aina, mahasiswa berusia 20 tahun.
Menurut Aina, warga Antananarivo mengalami pemadaman listrik rata-rata 12 jam setiap hari. “Kami keluar rumah, bekerja, membayar pajak, tetapi pulang tanpa listrik,” ujarnya.
Meski patroli polisi digelar besar-besaran, sejumlah bank dan toko tetap menjadi sasaran penjarahan dan pembakaran.
Kericuhan berlangsung hingga malam. Pemerintah kemudian menetapkan jam malam mulai Kamis malam hingga Jumat (26/9) pukul 05.00 dini hari.
Sekolah tutup
Sekolah-sekolah di ibu kota juga diperintahkan tutup sementara. Seorang perempuan berusia 60 tahun yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kondisi air dan listrik di negaranya sudah tak tertahankan.
Dia pun menyalahkan korupsi dan kurangnya transparansi dalam pemerintahan.
Aksi protes di Madagaskar pecah setelah digerakkan melalui media sosial, tanpa terlihat tokoh politik.
Rajoelina terpilih kembali tahun lalu untuk periode ketiga dalam pemilu yang diboikot oposisi dan diikuti kurang dari separuh pemilih.
Ia pertama kali naik ke tampuk kekuasaan pada 2009 melalui gerakan rakyat yang berujung kudeta terhadap Presiden Marc Ravalomanana. Setelah tidak ikut pemilu 2013 karena tekanan internasional, dia kembali menang dalam pemilu 2018.
Meski sudah lama berkuasa, kondisi ekonomi Madagaskar tidak banyak berubah. Bank Dunia mencatat sekitar 75 persen dari total 30 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan pada 2022.
Madagaskar – negara kepulauan terbesar di dunia setelah Indonesia terletak di pesisir timur benua Afrika menghadap Lautan Hindia yang merdeka dari Prancis pada 26 Juni 1960.
Vox populi vox dei, suara rakyat suara Tuhan. Jika rakyat sudah geram dan muak, tembok kekuatan raksasa penguasa pun tak kan mampu menahannya. (AFP/ns)



