JAKARTA (KBK) – Data WHO Tahun 2015 menunjukkan, telah terjadi penurunan angka kematian akibat malaria sejak tahun 2000.
Kemajuan itu tak lepas dari ekspansi pencegahan secara besar-besaran, seperti menggunakan kelambu berinsektisida, tes diagnosis, serta pengadaan obat-obatan anti-malaria.
Secara global, sekitar 3,2 miliar orang di dunia berisiko terkena penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina itu.
Tahun lalu, terdapat sekitar 214 kasus, yang menyebabkan 438 ribu kehilangan nyawanya. Kejadian malaria terbanyak terjadi di Sahara, Afrika.
Untuk bisa mencapai target bebas malaria hingga 2030, setidaknya dibutuhkan dana tiga kali lipat dari investasi saat ini, yakni sekitar USD 8,7 miliar, atau sekitar 114, 7 triliun.-
Hari ini, Senin (25/4/2016) merupakan Hari Malaria Sedunia, pada tahun ini WHO menetapkan Tema: Akhiri Malaria untuk Selamanya.
Tema tersebut merefleksikan sebuah misi agar dunia bebas malaria pada 2030. Strategi yang disusung, bertujuan mengurangi malaria hingga 15 tahun ke depan, dengan target: Pertama, 1. Mengurangi angka kasus malaria sebesar 90 persen. Kedua, mengurangi angka kematian akibat malaria sebesar 90 persen. Ketiga, menghilangkan penyakit malaria di 35 negara dan mengurangi munculnya kembali malaria di negara-negara yang telah terbebas malaria.
*dari berbagai sumber.