
SEGENAP anggota Kabinet Merah Putih diboyong ke kawah candradimuka Akmil Akademi Militer (Akmil) di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah untuk menjalani pembekalan pada 24-27 Oktober 2024.
Berseragam lengkap militer loreng-loreng, ke 109 sosok terdiri dari 48 menteri, lima kepala badan dan 56 wakil menteri diangkut dengan pesawat Super Hercules C-130J TNI-AU dari Bandara Halim PK, Kamis siang menuju Lanuma Adisucipto, Yogyakarta lalu dilanjutkan perjalanan darat ke Magelang.
Selama empat hari, segenap jajaran kabinet pimpinan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka periode 2024 -2029 yang dilantik 20 Oktober lalu akan saling kenal, dibekali kiat untuk menyatukan langkah dalam melaksanakan amanat rakyat.
Bagi mereka, para elite negeri ini, naik pesawat angkut militer seperti Hercules dalam penerbangan selama 60 menit yang bangkunya berjajar berhadap-hadapan seperti di angkot, tentu pengalaman langka yang mengesankan.
Super Hercules C-130J buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat yang dinaiki para anggota kabinet baru itu adalah salah salah satu dari lima pesawat serupa yang dibeli TNI-AU dan sudah diterima secara bertahap sejak 2023.
Terbang perdana pada 5 April 1996, Super Hercules C-130J yang dibandrol dengan harga 67,3 juta dollar AS (sekitar Rp1,050 triliun) per-unit dan dioperasikan oleh 15 negara termasuk AS.
C-130J adalah pesawat dengan empat baling-baling, digerakkan oleh mesin turbo prop, merupakan pengembangan dari berbagai seri famili Hercules dari berbagai varian sejak lebih 50 tahun lalu.
Karakteristik Super Hercules C-130J
Diawaki minimum tiga orang (pilot dan copilot dan satu load master) berkapasitas 128 penumpang atau tiga peleton (90-an) pasukan bersenjata lengkap atau 97 pasien dan dua tenaga medis jika digunakan untuk evakausi medis.
Dengan kapasitas beban 20 ton, C-130J juga mampu mengangkut satu tank ringan (seperti LAV III atau M113) atau tiga kendaraan Humvee atau delapan pallet, sementara bentangan sayap berukuran 40,4 meter dan panjang badan 34,36 meter.
Didorong empat mesin Rolls-Royce AE 2100D3 turboprop berdaya 4,637 shp (3,458 kW) dengan empat baling-baling Dowty R391 6-b, Hercules C130J mampu melaju dalam kecepatan 362 knots (417 mph, 671 km/h), berjangkauan 2,835 nmi (3,262 mi, 5,250 km).
Dengan beban penuh (mendekati 20 ton, Hercules C-130J mampu terbang pada ketinggian 8.615 m, sementara ketinggian maksimalnya 12.310 km.
Selain 50 persen lebih irit energi dibandingkan seri-seri Hercules terdahulu, Super Hercules C-130J terbang lebih cepat, lebih tinggi, lebih banyak daya angkutnya, jadi secara keseluruhan lebih hemat biaya pengoperasiannya.
Hercules TNI-AU
Hercules C-130 yang terbang perdana pada 1954 dikembangkan terus dan sampi kini sudah diproduksi sampai 3.000 -ann unit .
Ada 40-an varian mulai dari angkut militer, evakuasi medis, patroli maritim, pemadaman kebakaran hutan, rekayasa cuaca sampai pesawat kanon (gunship) yang dioperasikan oleh 50 negara di dunia.
Indonesia memiliki 36 unit Hercules (termasuk lima varian C-130J yang baru diterima sejak 2023, selebihnya seri A,B dan H). Pertama kali AS menjual 10 unit C-130 seri A pada 1958 atas imbalan pembebasan pilot swasta AS Allen Pope yang ikut membantu pemberontak PRRI/Permesta.
Selain menjadi tulang punggung angkutan udara, baik untuk operasi militer mau pun non miiter seperti evakuasi pnduduk saat bencana dan angkutan logistik serta obat-obatan, sejumlah musibah juga menimpa burung besi milik Indonesia itu.
3 September 1964, Selat Malaka
Pesawat Hercules C-130 Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) bernomor registrasi T-1307 dipiloti Letkol Djalaludin Tantu hilang setelah mengalami putus kontak saat melakukan operasi Dwikora.
Diperkirakan pesawat yang membawa 47 anggota Pasukan Gerak Tjepat (PGT) AURI itu jatuh di perairan Selat Malaka, akibat terbang rendah untuk menghindari radar lawan.
16 September 1965, Long Bawang, Kalimantan Timur
Pesawat Hercules C-130 AURI nomor registrasi T-1306 jatuh tertembak pasukan sendiri di tengah konfroasi dngan Malaysia. Pesawat yang dipiloti Mayor Soehardjo dan Kapten Erwin Santoso itu terjatuh, sedangkan sejumlah penumpang dan awak sempat terjun dari pesawat dan selamat.
21 November 1985, Pegunungan Sibayak, Sumatera Utara
Pesawat intai maritim model Hercules C-130 milik TNI AU jatuh di kawasan Embusan Sigedang, Gunung Sibayak. Pesawat bernomor ekor T-1322 ini menabrak gunung dalam perjalanan rute Medan-Padang dan menewaskan 10 awak pesawat.
5 Oktober 1991, Condet, Jakarta Timur
Kecelakaan yang menelan 135 korban tewas ini terjadi setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, saat perayaan HUT ke-46 ABRI. Hercules C-130 TNI AU bernomor A-1234 ini dipiloti Mayor Syamsul.
20 Desember 2001, Lhokseumawe, Aceh Utara
Hercules L-100 milik TNI AU bernomor registrasi A-1329 terbakar karena pendaratan overshoot atau tak sempurna di Lanuma Malikul Saleh. Tak ada korban jiwa meski pesawat yang dipiloti Kapten Rida Hermawan itu mengangkut 80 penumpang.
11 Mei 2009, Jayawijaya, Papua
Lantaran satu bannya lepas, Hercules C-130 milik TNI AU tergelincir dan mengalami kecelakaan di landasan pacu Bandar Udara Wamena. Ban yang lepas mengenai seorang warga.
20 Mei 2009, Magetan, Jawa Timur
Kecelakaan dialami pesawat Hercules L-100-30 bernomor registrasi A-1325, yang mengangkut sejumlah tentara dan keluarganya.
Pesawat yang dipiloti Mayor Penerbang Danu Setiawan ini menabrak pemukiman dan ladang sebelum akhirnya terbakar dan menewaskan 98 penumpang dan 2 warga setempat.
30 Juni 2015, Medan, Sumatera Utara
Pesawat Hercules C-130 pengangkut logistik jatuh menimpa ruko-ruko di Jl Jamin Ginting, Medan, menewaskan 100 orang. Pesawat baru saja lepas landas dari Lapangan Udara Suwondo, Medan pukul 11.48 WIB.
Cukup banyak kontribusi pesawat Hercules dalam Operasi Militer Perang (OPM) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), dan kini tentu juga mengukir kenangan manis bagi segenap jajaran Kabinet Merah Putih.