
UNTUK kali pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina, 24 Feb. 2022, terjadi konfrontasi militer langsung antara Amerika Serikat dan Rusia di atas perairan Laut Hitam.
Dalam insiden tersebut, seperti dilaporkan Jubir Gedung Putih John Kirby yakni jatuhnya pesawat nirawak MQ-9 Reaper miliknya akibat disenggol oleh pesawat tempur Sukhoi SU-27 Rusia di atas Laut Hitam, Selasa (14/3).
Deplu AS akan berbicara langsung dengan pejabat Kemenlu Rusia untuk menanyakan insiden tersebut dan menyatakan keprihatinannya atas aksi pencegatan drone miliknya oleh pesawat Rusia yang dinilai sebagai aksi tidak profesional.
“Rusia melanggar hukum internasional, “ seru Jubir Deplu AS Ned Price, sementara pihak AS juga sudah meminta Dubesnya di Rusia Lynne Tracy untuk mengajukan protes dan juga meminta keterangan pada dubes Rusia di AS.
Sebaliknya, kementerian pertahanan Rusia mengklaim, pesawat nirawak AS itu terbang di atas L. Hitam dekat Crimea dan menyusup ke wilayah terlarang Rusia yang lalu mengirimkan dua pesawat tempur untuk mencegatnya.
“Pesawat Rusia tidak menembak atau melakukan kontak dengan drone tersebut dan sudah kembali dengan selamat, sementara karena melakukan manuver tajam, drone kehilangan ketinggian, lalu jatuh ke laut, “ demikian keterangan kementerian pertahahanan Rusia.
Dubes Rusia untuk AS Anatoly Antonov juga menilai, operasi drone AS itu merupakan tindakan provokasi karena tidak ada alasan bagi pesawat atau kapal perang AS berada di dekat perbatasan Rusia.
Antonov jug menuding, drone AS tersebut melakukan misi mata-mata, mengumpulkan data intelijen untuk disampaikan pada rezim Kiev yang akan memanfaatkannya untuk menyerang pasukan Rusia.
“Cob ajika, drone-drone tempur kami berada di dekat kawasan New York atau San Fransisco, bagaimana reaksi AL atau AU AS? , “ ujarnya berandai-andai.
Merespons reaksi Rusia tersebut, pihak AS tidak akan menghentikan operasinya di Laut Hitam yang merupakan perairan internasional sehingga Rusia tidak bisa menghalang-halangi atau mencegahnya.
“Kami akan terus terbang dan beroperasi di wilayah perairan internasional yang bukan milik suatu negara, “ kata Kirby.
MQ-9 yang berbobot sembilan ton, rentang sayap 20,1M, ketinggian terbang maks. 12 Km dan terbang 24 jam masuk kategori pesawat dengan kemampua terbang berketinggian sedang dan berjangkauan panjang (medium-altitude, long-endurance -MALE) yang bisa dipasangi rudal atau kanon.
Insiden serupa nyaris terjadi saat sebuah rudal jatuh di wilayah Polandia yang anggota NATO, walau pun kemudian diketahui rudal tersebut milik Ukraina yang nyasar, bukan ulah Rusia. (Reuters/AFP/ns).
