SELAIN tak henti-hentinya melancarkan bombardemen ke posisi-posisi Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, Israel juga memburu para petinggi kedua organisasi militer itu dan juga pimpinan pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC).
Tokoh-tokoh Hizbullah yang tewas di tangan Israel: Fuad Shukr dalam serangan udara di pinggiran selatan kota Beirut (30/7), Mohammed Naameh Nasser di lokasi yang sama (3/7) dan Israel, Taleb Abdallah (12/6).
Sedangkan tokoh Hamas di Gaza yang dibunuh Israel: Mohammed Deif yang merupakan salah satu pemipin tertinggi dalam serangan udara dan Khan Younis, Gaza (13/7), lalu pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh (31/7) saat bertamu di Teheran (31/7).
Haniyeh yang tewas oleh rudal yang langsung menghantam tempatnya menginap di Teheran mengguncang Timur Tengah, terutama akibat sumpah pemimpin Iran membalasa dendam pada Israel, sedangkan Wakil Ketua Hamas Saleh al-Arouri tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel di pinggiran selatan Beirut pada 2 Januari 2024.
Arouri dikenal sebagai pendiri sayap militer Hamas, Brigade Qassam, dan memiliki peran penting dalam operasi militer kelompok tersebut.
Serangkaian pembunuhan terhadap tokoh-tokoh Hamas, Hizbullah dan Iran menunjukkan eskalasi serius konflik di Timu Tengah di mana para pemimpin utama menjadi sasaran.
Sementara petiggi Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) yang baru-baru ini tewas akibat serangan Israel: Brigjen Moh. Reza Zahedi yang merupakan komandan senior pasukan elite tersebut dan a Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, Wakil Koordinator Pasukan Quds, IRGC dan Jednderal Hossein Amanollahi dalam serangan Israel ke gedung konsulat Iran di Suriah (1/4) lalu.
Brigjen Hojatollah Omidvar yang merupakan petinggi intelijen pasukan Quds, IRGC, juga tewas dalam penggerebekan di sebuah bangunan tempat tinggal di lingkungan Al-Mazzah di Damaskus awal Januari lalu.
Selain Jenderal Omidvar, serangan Israel tersebut menewaskan empat petugas IRGC lainnya yaitu Ali Aghazadeh, Saeed Karimi, Mohammad Amin Samadi, dan Hossein Mohammadi.
Sedangkan Komandan IRGC lainnya, Jenderal Seyyed Reza Mousavi tewas dalam serangan rudal Israel di lingkungan Sayyidah Zaynab di Damaskus, 25 Des. 2023.
Antisipasi serangan berikutnya
Serangan-serangan mematikan terhadap para pemimpin Hamas, Hizbullah dan IRGC membuat Iran lebih mewaspadai ancaman pembunuhan oleh Israel terhadap pemimpinnya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei seperti dilaporkan Reuters yang dikutip Al Arabia telah dipindahkan ke sebuah lokasi aman dengan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat.
Sementara dalam serangan teranyar, Jubir Militer Israel Letkol Nadav Soshani mengklaim telah menewaskan pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah dalam serangan di Beirut, Jumat (27/9) malam waktu setempat.
“Hassan Nasrallah tewas,” tulis juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani di media sosial X.
Setelah pengumuman kematian Nasrallah, salah satu panglima militer Israel (IDF) bersumpah untuk “menjangkau” siapa pun yang mengancam warga Israel.
“Pesannya sederhana, siapa pun yang mengancam warga Israel, kami tahu cara menjangkau mereka,” kata seorang Panglima IDF Letjen Herzi Halevi dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan, AFP, Sabtu (28/9).
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari kelompok Hizbullah di Lebanon mengenai kondisi Nasrallah usai pengumuman militer Israel tersebut.
Cengkeraman baru
Mouin Rabbani, peneliti Pusat Studi Konflik dan Kemanusiaan, menilai, serangan terhadap Beirut adalah langkah terbaru Israel yang dirancang untuk membentuk kembali kekuatan di Lebanon.
Israel melancarkan perang dengan berbagai cara tak terduga, misalnya menaruh bahan peledak di perangkat walkie-talkie dan pager (penyeranta) hingga menewaskan puluhan dan melukai 3.000- an personil Hizbullah di Lebanon, 17 dan 18 Sept. lalu.
Sementara itu PM Israel Benjamin Netanyahu di depan MU PBB, Jumat (27/9) menyebutkan, Israel mengupayakan perdamaian meskipun di pihak lain sedang berjuang untuk hidup menghadapi musuh-musuh yang menginginkan kehancurannya.
Dalam pidatonya, ia menyalahkan Iran, musuh bebuyutan Israel, dan mengingatkan, tidak ada tempat di Iran yang tidak dapat dijangkau oleh lengan panjang Israel, dan itu berlaku di seluruh Timur Tengah.
“Tentara Israel tak ingin menjadi domba yang digiring ke pembantaian, sehingga telah melawan dengan keberanian yang luar biasa,” ujar Netanyahu, sementara sejumlah delegasi, a.l dari negara-negara anggota OKI, Malaysia dan juga RI melakukan “walk-out”.
Dari sikap keras yang ditunjukkan PM Israel itu, agaknya konflik antara Hamas, Hizbullah dan Ira di satu pihak melawan Israel masih berlanjut dan dicemaskan melibatkan Iran dan negara-negara lainnya (AFP/Reuters/ns)