Friedrich Merz calon kuat Kanselir Jerman

0
136
Rakyat Jerman Minggu (23/2) berbondong-bondong ke TPS ikut pemilu untuk memilih kanselir (PM) baru.

WARGA Jerman berbondong-bondong menyambangi tempat pemungutan suara (TPS), Minggu (23/2) untuk memilih kanselir (perdana menteri) baru untuk periode 2025 – 2029.

Masalah pendatang atau imigrasi dan keamanan menjadi isu utama di tengah sejumlah aksi serangan mmatikan yang melanda negara kekuatan ekonomi terbesar di Uni Eropah tersebut.

Jerman Bersatu (sejak 1990) menjadi sasaran migran dari berbagai negeri yang dilanda konflik di kawasan Eropa seperti Ukraina, juga negara-negara sempalan Uni Soviet dan dari Timur Tengah.

Menurut catatan, pada 2023 tercatat 1,3 juta migran dan pada 2024 ada 210.000 permintaan suaka politik dari berbagai negara.

Pemimpin konservatif Friedrich Merz (69) berada di posisi terdepan untuk menjadi kanselir Jerman berikutnya, dalam pemungutan suara yang diawasi ketat di Eropa dan AS.

Jerman Ia berjanji untuk memperbaiki sebagian besar masalah dalam empat tahun, tugas berat bagi ekonomi terbesar Eropa dan infrastrukturnya.

Menurut versi  BBC, jika Partai Demokrat Kristen (CDU) Merz menang, ia perlu menjalin aliansi dengan setidaknya satu partai lain, kemungkinan besar Partai Demokrat Sosial pimpinan Olaf Scholz, yang pemerintahannya kolaps akhir tahun lalu.

Menjelang pemungutan suara, Merz bersikeras tidak akan ada kesepakatan dengan partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD), yang siap menjadi kekuatan politik terbesar kedua, di depan partai kiri-tengah pimpinan Scholz.

Sekitar 59,2 juta warga Jerman memiliki hak pilih dan  jutaan orang telah memberikan suara melalui pos, sementara jajak pendapat menunjukkan 20 persen belum menentukan pilihan menjelang hari pemilihan.

Tempat pemungutan suara dibuka pukul 08.00 waktu setempat dan ditutup pukul 18.00, dengan gambaran yang jelas tentang hasilnya pada malam hari.

Para pemilih dilaporkan antusias mengikuti Pemilu kali ini, sementara  kampanye terus berlanjut hingga Sabtu malam dengan debat terakhir di TV nasional atau yang kesembilan bulan ini.

Momen penting

Pemilu kali ini dianggap sebagai momen penting, mengingat Jerman harus membuat keputusan besar di panggung dunia maupun di dalam negeri.

Merz menjanjikan kepemimpinan yang kuat di Eropa, tetapi Berlin juga berada di bawah tekanan untuk melonggarkan anggaran militernya.

Sebagai penyedia bantuan militer terbesar kedua bagi Ukraina, pemerintahan baru Jerman berikutnya akan menghadapi Presiden AS Donald Trump yang mengecam Presiden Volodymyr Zelensky sebagai diktator dan memecah belah front persatuan Barat melawan Rusia.

Sejumlah politisi Jerman juga dikejutkan oleh langkah Wapres AS JD Vance, yang bertemu dengan kandidat kanselir AfD, Alice Weidel, dan menyerukan diakhirinya tabu lama untuk berbicara dengan kaum ekstrem kanan yang disebut sebagai “tembok api” atau atau brandmauer dalam istilah setempat.

Pemilu kali ini mencapai jumlah rekor dengan 83,5 persen peserta atau tertinggi sejak pemilu demi pemilu Jerman bersatu pada 1990.

Raihan sementara: SPD 16,5 persen, CDU/CSU (partai kristen) 28,5 persen, Partai Hijau (4,4 persen), FDP (demokrat) 20,7 persen AfD (kanan alternati) 8,7 persen dan Partai Kiri 4.9 persen).

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here