JAM tangan itu sesungguhnya sekedar alat penanda waktu. Tapi di era gombalisasi ini, bisa juga berubah jadi penanda korupsi. Ketua DPR Setya Novanto yang “mantan” tersangka KPK dalam kasus korupsi e-KTP, jadi sorotan publik gara-gara pakai jam tangan mewah Richard Mille. KPK kini mencurigai bahwa jam itu dari hasil rasuah. Bayangkan, pejabat kaya raya pakai jam tangan mewah saja diintip-intip, bagaimana jika yang mengenakan rakyat biasa.
DPR itu jabatan sebagai wakil rakyat, sedangkan ketuanya, tentu saja juragan daripada wakil rakyat. Dan inilah anehnya di negara kita. Rakyat yang mewakilkannya justru rata-rata miskin ketimbang orang yang ditunjuk jadi wakilnya di Senayan. Maka tidaklah mengherankan orang berebut jadi wakil rakyat, bahkan betah di sana sampai beberapa periode.
Rakyat kecil maupun wakil rakyat semuanya juga membutuhkan jam. Bedanya adalah; rakyat sekedar untuk penanda waktu. Sedangkan wakil rakyat sebagai alat penambah gengsi. Maka beberapa waktu lalu pernah diberitakan, sejumlah wakil rakyat jor-joran menggunakan jam tangan mewah. Misalnya saja: Ruhut Sitompul, Rolex Yacht-Master II (Rp 300 juta). Priyo Budi Santosa: Montblanc (Rp 25 juta). Anis Matta, Rolex (Rp 100 juta).
Jam untuk rakyat, dulu merknya paling-paling Titus atau Titony. Dan anak-anak rakyat yang bermasa kecil tahun 1970-an mungkin pernah mengenakan jam tangan permen. Bentuknya menyerupai jam tangan, tapi jika sibocah sudah bosen bisa diemut atau bahkan dikremus. Namanya juga permen. Anak-anak sekarang yang alat permainannya serba modern, pasti tidak mengenalnya.
Mungkin Setya Novanto di masa kecilnya juga mengenakan jam permen itu. Tapi puluhan tahun kemudian, dia telah berhasil mengenakan jam tangan mewah merk Richard Mille. Harganya bisa mencapai Rp 1,8 miliar. Jam tersebut menjadi sangat mahal, karena di seluruh dunia hanya diproduksi 30 buah. Di Pasar Baru, apalagi K-5 depan UKI Cawang, dijamin tidak ada itu barang.
Ketika mengunjungi AS bersama Fadli Zon dan bertamu ke Donald Trump saat nyapres, Setya Novanto mengenakan jam tangan mewah itu. Begitu pula saat meresmikan proyek alun-alun demokrasi di DPR, Setya Novanto juga mengenakan jam yang sama. Para anggota dewan dan pers pun tak ngeh akan penampilan Setya Novanto yang luar biasa itu.
Padahal saat Jendral Moeldoko yang saat itu jadi Panglima TNI, dia jadi sorotan pers luar negeri gara-gara pakai juga jam tangan Richard Mille. Tapi Penglima menepis apa yang diberitakan pers Singapura. Jam tangan Richard Mille yang dikenakan hanya bikinan Cina, sehingga harganya hanya sekitar Rp 5 jutaan. Karena wartawan seakan tak percaya akan kepalsuan jam tersebut, langsung saja dibantingnya, pyarrrr……
Apakah jam Richard Mille yang dikenakan Setya Novanto juga palsu? Yang jelas berdasarkan penelusuran KPK, jam tersebut diduga pemberian Johanes Marliem salah satu vendor proyek e-KTP dari AS. Jam itu diberikan pada Setya Novanto lewat Andi Narogong. Pengacaranya boleh saja membantah, tapi begitulah kata KPK.
Bila benar jam Setya Novanto tersebut bagian dari korupsi, adakah Ketua DPR itu selalu gelisah saat mengenakannya? Tapi jika dirunut dari foto-foto Setya Novanto yang bertebaran di jagad maya selama ini, tak satupun yang menunjukkan dia tertawa lebar. Pasti selalu terlihat tertawa yang setengah-setengah, tertawa yang diskon 50 persen! Sepertinya dia sedang memendam masalah berat. Jangan-jangan salah satunya karena persoalan jam itu. Gara-gara Richard Mille malah tak bisa smile. (Cantrik Metaram)