BANDUNG – Jumlah penderita kusta di Kota Cimahi, Jawa Barat, bertambah di tahun ini di bandingkan tahun sebelumnya sehingga pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit itu agar tidak meluas.
“Pada tahun 2015 penemuan kasus baru sebanyak 0,09 persen satu orang, tetapi pada tahun 2016 ditemukan kasus baru sebanyak empat orang,” kata Assisten Pemerintah Kota Cimahi, Maria Fitriana di Cimahi, Kamis (25/11/2016).
Bertambahnya kasus kusta itu menjadi perhatian Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan untuk mencegah penyebarannya. “Ini harus menjadi perhatian semua,” katanya.
Ia menyampaikan, penyakit kusta harus menjadi perhatian semua elemen masyarakat agar tidak menimbulkan masalah yang komplek. Masalah yang dimaksud, bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional.
“Maka diperlukan program penanggulangan secara terpadu dan menyeluruh dalam hal pemberantasan, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial ekonomi dan pemasyarakatan dari bekas penderita kusta,” katanya.
Ia berharap, pengetahuan tentang penyakit kusta dapat dikenali oleh masyarakat umum, khususnya petugas kesehatan.
Menurut dia, upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam memberantas kusta tidak akan berhasil jika tidak ada kepeduliaan dari masyarakat maupun lembaga lainnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Fitriani Manan menambahkan, pemahaman masyararat tentang penyakit kusta masih kurang dan banyak kasus penderita kusta dikucilkan karena takut menular, padahal tidak harus seperti itu.
“Masyarakat jangan mengucilkan penderita, memang menular, tapi penularannya gak semudah yang dibayangkan,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri kesehatan jika mengalami gejala awal kusta seperti ada bercak dan disekitarnya mati rasa, maka segera memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas.
“Karena bisa jadi itu tanda awal kusta, jika terdeteksi dan tertangani secara dini, maka dampaknya tidak akan sampai parah,” katanya.