Keistimewaan Puasa Tasu’a dan Asyuro

0
178
Illustrasi. (Foto: Shutterstock)

JAKARTA – Puasa sunnah di bulan Muharam memiliki kedudukan lebih utama dibanding puasa lainnya setelah puasa Ramadhan, sebagaimana hadis yang disampaikan oleh Rasulullah saw.

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Dikutip dari laman NU, Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in mengatakan bahwa asyhurul hurum (bulan-bulan mulia) merupakan bulan-bulan yang utama untuk berpuasa setelah Ramadhan. Sementara di antara asyhurul hurum itu, bulan Muharram adalah yang paling utama, kemudian Rajab, Dzulhijah, Dzulqa’dah, Sya’ban, dan puasa ‘Arafah.

Di antara puasa Muharram itu ialah puasa Tasu’a dan puasa Asyuro yang jatuh pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Berkenaan dengan hal ini, puasa Tasu’a dan Asyuro memiliki keutamaan tersendiri yang luar biasa.

Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat.

“Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim).

Sementara khusus puasa Tasu’a yang dilaksanakan pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Diriwayatkan:

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here