Kiat Penuhi Cairan Selama Ramadan

Ilustrasi

JAKARTA – Dr. Eva Kurniawati M. Gizi Sp.GK, seorang dokter spesialis gizi klinik, memberikan tips agar kebutuhan cairan orang yang berpuasa selama Ramadan terpenuhi. Caranya adalah dengan membagi waktu minum menjadi delapan waktu berbeda.

Delapan waktu tersebut adalah satu gelas setelah bangun sahur, setelah sahur, saat berbuka, setelah salat Magrib, setelah makan malam, setelah salat Isya, setelah salat tarawih, dan sebelum tidur.

Eva yang merupakan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia, menjelaskan bahwa dengan memasak sayuran berkuah saat sahur dan buka puasa, kemudian menghabiskan kuahnya, kita dapat menambah asupan cairan bagi tubuh.

“Untuk menambah cairan coba, deh, untuk memasak sayuran berkuah saat sahur dan buka. Dan, kuahnya dikonsumsi sekalian, dengan menghabiskan kuahnya, kita menambah asupan cairan bagi tubuh juga,” kata Eva, dikutip dari Antara, Minggu (26/3/2023)

Kebutuhan akan air yang cukup setiap hari sangat penting untuk mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan ketidakjernihan pikiran, perubahan suasana hati, kepanasan tubuh, sembelit, dan batu ginjal.

Menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat), air tidak mengandung kalori sehingga dapat membantu mengatur berat badan dan mengurangi asupan kalori jika dijadikan pengganti minuman berkalori seperti teh manis atau soda.

Kementerian Kesehatan menyarankan orang dewasa untuk meminum air putih sekitar delapan gelas berukuran 230 ml per hari atau total dua liter.

Selain minuman, asupan cairan juga dapat diperoleh dari makanan, khususnya buah dan sayuran yang mengandung 90 persen air, seperti bayam dan semangka. Sekitar 20 persen asupan cairan pada tubuh dapat diperoleh dari makanan.

Eva merekomendasikan untuk menghindari minuman berkafein saat berbuka puasa dan sahur untuk mencegah dehidrasi selama berpuasa.

Menurut pakar nutrisi, Dr Rowaidah Idris, sebaiknya mengurangi asupan kafein sebulan sebelum Ramadan. Namun, jika sulit dilakukan, seseorang dapat mengatasi gejala ketergantungan dengan cara meminum air yang cukup, tidur cukup, dan mengurangi asupan gula serta makanan tinggi lemak.

Pakar gizi Anjali Chawla menyarankan agar berolahraga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada kafein. Kegiatan olahraga dapat membuat seseorang berkeringat, melepaskan adrenalin seperti halnya kopi, dan akan membuat merasa waspada.

Kedua pakar sepakat bahwa minum kopi selama atau setelah berbuka puasa serta sahur dapat menyebabkan insomnia dan dehidrasi yang akan menjadi tantangan selama berpuasa.

Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya mengurangi asupan kafein tidak hanya selama Ramadan tetapi juga dalam beberapa bulan setelahnya. Asupan kafein yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai efek samping baik secara mental maupun fisik.