spot_img

Kisah Waqi yang Terus Menangis, Bocah Penderita Kelainan Kulit Ekstrem

JAKARTA – Sambil tergolek lemah ia hanya bisa menangis menahan rasa gatal dan perih yang hinggap di tubuhnya. Secara kasat mata kulit menyelimuti badan balita bernama Muhammad Waqi Al Razabi itu melepuh. Meninggalkan rasa perih dan gatal yang tak tertahankan.

Bila rasa gatal itu kumat, Waqi hanya bisa menggaruknya hingga kulitnya nyaris terkelupas. Sudah hampir 2 tahun bocah asal Bogor, Jawa Barat tersebut mengidap penyakit kulit ekstrem.

Menurut diagnosa dokter balita kelahiran 1 Maret 2016 ini terjangkit pemfigoid bulosa dan masuk kategori autoimun. Menurut Ketua Komunitas Autoimun Indonesia (Imunesia), dr Andini S Natasari, autoimun tak dapat disembuhkan. Artinya, penderita akan hidup dengan kondisi autoimun seumur hidup. Namun penyakit ini bisa dicegah kemunculannya dan dikurangi tingkat keparahannya.

“Seperti alergi. Itu enggak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah biar enggak kambuh,” ujar dokter yang akrab disapa Dinis tersebut.

Seperti dilansir dari Kumparan (27/2) Ibunda Waqi, Eti (40), mengaku tak tega melihat penderitaan anaknya. Namun ia tak dapat berbuat banyak selain mengajak Waqi bermain agar perhatiannya teralihkan. Dahulu Waqi terlahir normal. Baru saat usianya menginjak 7 bulan, kulit kaki Waqi tiba-tiba melepuh.

“Pertama kali tahu langsung periksa ke apotek di sini, yang di Bogor itu. Ke spesialis kulit di situ. Belum tahu, dari apoteknya juga bingung. ‘Saya juga belum tahu’, kata dokter di situ,” ujar Eti.

Biaya yang tak sedikit untuk berobat, menjadi masalah terbesar Eti. Eti adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan suaminya bekerja di rumah sebagai tukang servis alat elektronik.

“Pendapatan tidak menentu, paling banyak Rp 600.000 sebulan,” ujar Eti.

Waqi sempat dirawat di RS Ciawi selama 10 hari. Ia menjalani transfusi darah dan perawatan kulit untuk membersihkan luka-lukanya menggunakan infus. Karena peralatan di RS Ciawi tak memadai, Waqi lantas dirujuk ke RSCM. Eti menggunakan BPJS, tetapi masih banyak biaya yang harus dibayarkan seperti tes darah, salep, vitamin, susu, alat-alat perawatan kulit hingga tempat tidur yang harus selalu steril.

Kebutuhan pakaian Waqi juga lebih banyak daripada anak-anak lainnya karena kondisi kulitnya yang sangat sensitif. Belum lagi biaya transportasi yang harus dibayarkan dari Bogor ke Jakarta setiap kali harus periksa ke dokter.

“Transport setiap kontrol (Bogor-RSCM) Rp 500.000, kadang nebeng ambulans kalau enggak ada dana,” kata Eti.

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles