TANZANIA—Badan Pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan sedikitnya 3000 laporan pengungs yang terjangkit kolera. Wabah ini melanda desa nelayan, Kagunga di Tanzania, di mana ada 50 ribu pengungsi yang terdampar di tepi Danau Tanganyika. UNHCR juga melaporkan, level wabah ini sudah dalam tahap yang megkhawatirakan bagi pengungsi yang mencari perlindungan di Tanzania.
Sementara itu, Badan Kesehatan PBB kepada Al Jazeera melaporkan, Danau Tanganyika telah terkontaminasi, sementara ada puluhan ribu pengugsi yang mengonsumsi air danau itu. Diaporkan sudah ada 2 pengungsi yang meninggal karena kolera dalam seminggu ini. Dikhawatirkan, jik epidemi ini tidak segera diatasi, akan semakin banyak korban yang berjatuhan.
“Prioritas kami adalah untuk pengungsi dari Kagunga situasi yang mengerikan, kita juga mempromosikan kebersihan dan higienitas di sana,” ujar petugas hubungan eksternal UNHCR Celine Schmitt, kepada Al Jazeera yang dikutip KBK, Sabtu (23/2015).
Sementara itu, Pemerintah Tanzania tengah mengupayakan pembangunan sarana MCK untuk pengungsi, guna menguragi endemi kolera baru. Saat ini hanya ada 94 MCK yang digunakan oleh puluhan ribu pengungsi.
Asrus masuk pengungsi Burundi ke Tanzania terus meningkat selama hampir satu bulan belakagan sebagai dampak dari kerusuhan politik dan kudeta militer yang gagal di negara Afrika Timur tersebut. UNHCR telah membantu lebih dari 15.000 pengungsi dari Kagunga menuju Nyagurusu dekat kota Kasulu. Di kamp tersebut terdapat 35.000 pengungsi Burundi. UNHCR memprediksi jumlah pengungsi bisa dua kali lipat dalam enam bulan ke depan karena krisis politik terus berlanjut di Burundi. Al Jazeera