JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengumumkan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus telah meningkatkan status siaga tertinggi untuk seluruh wilayah Suriah. Langkah ini diambil setelah konflik perang saudara yang semakin memanas mencapai ibu kota, Damaskus.
“KBRI Damaskus tela menetapkan status Siaga 1 untuk seluruh wilayah Suriah. Sebelumnya, Siaga 1 hanya diterapkan pada beberapa wilayah seperti Aleppo dan Hama,” ujar Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu RI, Judha Nugraha, dalam pernyataan tertulis, Minggu (8/12/202).
Sebagai tindak lanjut dari status ini, Kemlu RI dan KBRI Damaskus mengadakan pertemuan virtual dengan masyarakat Indonesia di Suriah pada Sabtu (7/12/2024).
Dalam pertemuan tersebut, disampaikan informasi terkini mengenai situasi keamanan serta langkah-langkah kontingensi, termasuk rencana evakuasi jika diperlukan.
Direktur PWNI juga menegaskan bahwa imbauan kepada WNI untuk selalu memperhatikan kondisi keamanan setempat dilakukan secara berkala.
Mengingat situasi di Suriah yang terus berubah dengan cepat, Kemlu RI, KBRI Damaskus, serta perwakilan RI di Timur Tengah terus memantau perkembangan dengan seksama.
Menurut Judha, saat ini terdapat 1.162 WNI yang masih tinggal di Suriah, mayoritas adalah pekerja migran. Meskipun tersebar di berbagai provinsi, sebagian besar dari mereka bermukim di Damaskus.
Pada Sabtu, kelompok oposisi bersenjata anti-rezim Bashar Al-Assad dilaporkan berhasil memasuki Damaskus melalui wilayah selatan ibu kota. Minggu, kelompok tersebut telah menguasai kota setelah pasukan rezim Al-Assad kehilangan kendali.
Pertempuran di Damaskus menandai puncak eskalasi konflik yang dimulai sejak 27 November lalu di kawasan pedesaan barat Aleppo, Suriah utara.
Pergerakan cepat kelompok oposisi mengejutkan militer Suriah, sehingga rezim kehilangan kendali atas wilayah-wilayah strategis secara berturut-turut, mulai dari Idlib, Aleppo pada 30 November, hingga Hama pada 5 Desember.