PAPUA – Kontak senjata antara aparat dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) sejak tiga hari terakhir membuat kondisi sejumlah kampung di distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika dilaporkan lumpuh.
Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob menyebut warga yang dievakuasi dari empat kampung di Distrik Tembagapura ke Timika mencapai lebih dari 1.000 orang. Seluruh pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya lumpuh total.
“Masyarakat merasa takut, terancam, trauma. Kalau mereka bertahan di sana, mereka kesulitan untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok,” ujar Johannes, Senin (9/3/2020) dikutip dari Antara.
Dia menambahkan, bahkan anak-anak usia sekolah di Kampung Banti dan sekitarnya itu sudah lama (sekitar tiga tahun) tidak lagi mengenyam pendidikan sejak fasilitas sekolah mereka (SD Negeri dan SMP Negeri Satu Atap Banti) dibakar oleh KKB pada sekitar Februari 2017.
Johannes menambahkan berdasarkan laporan dari pihak TNI dan Polri, hingga kini masih terdengar sesekali bunyi letusan senjata api di sekitar Banti Tembagapura.
“Meskipun bunyi letusan senjata api hanya sesekali terdengar, tapi ini tentu membuat masyarakat ketakutan. Mereka tidak ingin kejadian seperti pada Oktober 2017 sampai April 2018 itu terulang kembali,” katanya.