PANDEMI virus corona galur baru atau Covid yang telah menjangkiti 90 negara di dunia dan merenggut lebih 3.170 nyawa, terbanyak di China, tidak pelak lagi menimbulkan kecemasan masyarakat Indonesia.
Bisa dipahami, sampai akhir Februari lalu, pemerintah RI menyatakan belum ada kasus infeksi virus Covid-19 terkonfirmasi, dan baru sampai kini, tercatat enam suspect virus tersebut yang ditangani di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Hingga Senin (9/3), ada 19 pasien yang dikategorikan Pasien Dalam Pemeriksaan (PDP) yakni seorang ibu (64) warga Depok, Jabar dan puterinya (31) dan tiga pasien yang memiliki riwayat kontak dengan kedua pasien, seorang lagi awak kapal Diamond Princess, dan 10 lainnya di berbagai kota termasuk tiga warga negara asing.
Ketidakpercayaan pada pemerintah RI mendeteksi penularan Covid-19 juga dipengaruhi kecurigaan pihak asing, mengingat negara-negara dengan tingkat ekonomi dan layanan kesehatan yang jauh tinggi seperti Jepang, Korea Selatan, anggota Uni Eropa, AS dan Kanada saja tidak luput dari serangan virus tersebut.
Keraguan publik menjadi-jadi selain akibat pernyataan pejabat yang simpang-siur, juga ada kepala daerah dan politisi yang “mengail di air keruh”, mencari panggung bagi kepentingan mereka, belum lagi akibat hoaks yang bersliweran di dunia maya.
Jajak pendapat harian Kompas diikuti koresponden berusia minimal 17 tahun di sejumlah kota besar, 3 – 4 Maret lalu mencatat, lebih separuhnya (52,7 persen) merasa khawatir terhadap warga yang positif terpapar Covid-19, bahkan 15,2 persen sangat khawatir, sisanya 31 persen tidak khawatir, 9 persen tidak tahu dan 0,2 persen tidak menjawab.
Hampir separuh (49,8 responden) menilai, antisipasi yang dilakukan pemerintah terkait masuknya Covid-19 ke Indonesia sesuai standar WHO sudah memadai, 39,7 persen belum memadai dan 10,5 persen tidak tahu.
Sebanyak 49,5 persen responden menilai, pengomunikasian pada publik terkait antisipasi Covid-19 sudah memadai, 46 persen belum dan 4,5 persen tidak tahu.
Dua pertiga responden (66,1 persen) menganggap, penanganan kasus Covid-19 bagi WNI cukup memadai, 25 persen belum dan 8,9 persen tidak tahu, sedangkan 52,5 persen menilai antisipasi penyebaran Covid-19 di bandara, pelabuhan cukup memadai, 40 persen belum dan 7,5 persen tidak tahu.
Kurang dari separuh reponden (48,4 persen) menilai penyediaan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 sudah memadai,40,6 persen belum dan 11 persen tidak tahu.
Yang menggembirakan, mayoritas responden (84,2 persen) yakin, pemerintah RI akan mampu mengatasi kasus Covid-19, hanya 11,6 persen yang tidak yakin dan 4,2 persen tidak tahu.
Kepercayaan publik diharapkan terus meningkat dengan dengan hadirnya jubir pemerintah terkait penanganan Covid-19 dr. Ahmad Yurianto yang memberikan informasi satu pintu dan akan dibangunnya lokasi Pusat Rehabilitasi Covid-19 di P. Galang.
Diharapkan agar pemerintah terus memperbaiki mitigasi potensi penyebaran Covid-19 dengan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dan publik diminta menjaga pola hidup sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh serta mematuhi anjuran dan larangan otoritas kesehatan. (Kompas/ns)