TANGSEL (KBK) – Suara lantunan ayat-ayat suci Al-Quran malam itu terdengar merdu dari rumah Agus, pemilik kontrakan tempat tiga terduga teroris tangsel tinggal.
Diakhir acara tahlilan tersebut Lukman ketua RT 002, RW 01, Babakan, Kecamatan Setu, Tangsel tiba-tiba mengetuk pintu ke dua sebelah kiri rumah kontrakan itu dengan tujuan ingin meminta KTP sebagai data kependudukan bagi warga baru yang tinggal di wilayahnya. Namun Lukman balik dengan tangan kosong karena KTP yang diminta tak kunjung diserahkan.
“Iya pak RT semalam sudah minta KTP tapi katanya nggak diberikan sama terduga teroris. Nggak tahunya pak RT minta KTP karena disuruh polisi yang sudah mengintai pelaku. Polisinya sudah dari semalam mengintai, mobilnya parkir di depan gang. Kayanya penggerebekan tadinya mau dilakukan malam hari tapi karena ada tahlilan jadi diundur, kayanya sih gitu,” ucap Agus kepada KBK, Rabu (21/12/2016).
Menurut penuturan Agus para terduga teroria tersebut telah dimintai KTP berkali-kali namun tetap tak menyerahkannya. Di malam itu ia juga mengajaknya untuk mengikuti tahlilan namun menolak. Ketika pagi tiba dikatakan Agus datang lagi satu terduga teroris menuju rumah kontrakan dengan mengenakan jaket ojek online.
“Setelah temannya datang mereka pada kongkow diteras sambil ngopi-ngopi, nggak lama dari situ datang mobil pajero hitam yang isinya polisi,” ujar Agus.
Agus mengaku sempat mendengar satu kali tembakan yang ia duga sebagai tembakan peringatan. Namun tembakan malah makin terdengar nyaring hingga lebih dari 20 kali selama 15 menit.
“Jadi begitu tembakan peringatan, pelaku terduga teroris langsung bubar meninggalkan kopinya. Mereka yang jumlahnya tiga orang pada masuk kedalam kontrakan. Karena terdesak mereka melawan dan akhirnya tewas,” ungkap Agus.
Ketiga orang terduga teroris tersebut berdasarkan data yang dihimpun KBK adalah Omen seorang residivis kasus pembunuhan, Helmy yang diketahui berprovesi penjual bubur ayam dan Irwan yang ternyata seorang pengemudi di perusahaan air mineral.
