SEOUL – Otoritas Korea Selatan melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat gelombang panas pada musim panas ini meningkat menjadi 23 orang pada Rabu, (2/8/2023).
Jumlah tersebut tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencatat tujuh kematian.
Menurut keterangan dari pemadam kebakaran, sebanyak 21 orang diduga meninggal akibat penyakit terkait panas antara 20 Mei hingga akhir Juli. Dan, terdapat dua kematian tambahan yang dilaporkan pada Selasa 1/8/2023).
Dilansir dari Yonhap-OANA, seorang petani berusia 70 tahun meninggal karena pingsan saat bekerja di luar ruangan di Yeongcheon, 243 kilometer tenggara Seoul. Kl
Kemudian, seorang petani berusia 80 tahun meninggal setelah dibawa ke rumah sakit akibat suhu tinggi saat bekerja di luar ruangan di Jeongeup, 217 kilometer dari Seoul.
Sementara itu, di acara Jambore Pramuka Dunia ke-25 yang sedang berlangsung di Kawasan Reklamasi Saemangeum di barat daya pesisir Korea Selatan, dilaporkan ada 400 kasus sakit yang terkait dengan panas. Acara tersebut diikuti oleh 43 ribu anggota pramuka dari 158 negara.
Sehari sebelumnya, pemerintah telah meningkatkan peringatan gelombang panas menjadi “serius” untuk pertama kalinya dalam empat tahun dan mencapai tingkat tertinggi dari sistem peringatan empat tahap.
Peringatan tingkat serius diberlakukan ketika suhu harian mencapai 35 derajat Celsius atau lebih tinggi di banyak wilayah negara selama setidaknya tiga hari, atau ketika suhu tertinggi harian mencapai 38 derajat Celsius atau lebih tinggi di beberapa wilayah negara selama setidaknya tiga hari.
Sumber: Antara