TEPI BARAT – Pemerintahan Palestina menuduh Israel melakukan pembersihan etnis di wilayah Tepi Barat akibat serangkaian serangan yang menewaskan warga sipil dan menghancurkan infrastruktur.
“Kebijakan agresif Israel di Tepi Barat telah menyebabkan terbunuhnya 29 warga, dengan ratusan lainnya terluka dan ditangkap, termasuk juga penghancuran seluruh blok permukiman di kamp Jenin dan Tulkarm, pengungsian ribuan orang, dan penghancuran infrastruktur secara besar-besaran,” ujar Nabil Abu Rudeineh, Juru Bicara Kepresidenan Palestina, dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui kantor berita WAFA, Senin (3/2/2025).
Abu Rudeineh meminta pemerintah Amerika Serikat untuk segera turun tangan menghentikan serangan Israel agar situasi tidak semakin memburuk.
Sejak 21 Januari 2025, militer Israel telah melancarkan operasi besar-besaran bernama Tembok Besi (Iron Wall) di Jenin dan Tulkarm, Tepi Barat.
Minggu (2/2/1025), pasukan Israel mengumumkan perluasan operasi ke wilayah utara Tepi Barat yang masih diduduki.
Wali Kota Jenin, Mohammed Jarrar, mengungkapkan kepada Xinhua bahwa 15.000 warga telah mengungsi akibat serangan yang terjadi di kamp Jenin. Ia menyebut serangan ini sebagai yang paling berbahaya dalam sejarah kota tersebut.
Sementara itu, Gubernur Tulkarm, Abdullah Kamil, menyatakan bahwa 48 persen warga kamp Tulkarm telah meninggalkan tempat tinggal mereka karena operasi militer yang terus berlangsung.
Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah melaporkan bahwa sejak Januari 2025, sedikitnya 70 warga Palestina telah tewas akibat serangan tentara Israel di Tepi Barat.